International
Gencatan senjata Israel-Hamas, Gaza bersorak gembira

Gaza (usmnews) – Warga Palestina di Jalur Gaza menyambut gencatan senjata antara Israel dan Hamas dengan sukacita. Pada Rabu malam, suasana haru menyelimuti wilayah, dengan warga meneteskan air mata, bertepuk tangan, dan meneriakkan “Allahu Akbar.” Ghada, seorang ibu dari lima anak yang mengungsi dari rumahnya di Kota Gaza selama perang, mengungkapkan rasa syukurnya. “Saya menangis, tetapi ini adalah air mata kebahagiaan. Kami terlahir kembali,” ujarnya melalui aplikasi obrolan dari tempat penampungan di Deir Al-Balah.
Pemuda di Khan Yunis merayakan gencatan senjata dengan menari dan meniup terompet setelah mendengar kesepakatan enam minggu, penarikan pasukan Israel, serta pembebasan tahanan Palestina.
Kebahagiaan Bercampur Kesedihan
Di tengah perayaan, ada juga rasa duka yang masih membekas. Ahmed Dahman, 25 tahun, mengungkapkan ingin memulangkan jenazah ayahnya yang tewas dalam serangan udara Israel tahun lalu. “Saya merasa bahagia karena nyawa terselamatkan, tetapi juga sedih melihat kehancuran dan kehilangan yang kami alami,” kata Dahman. Ibunya, Bushra, berharap gencatan senjata ini bisa menyelamatkan nyawa lebih banyak orang meskipun suaminya tidak bisa kembali.
Iman Al-Qouqa, yang tinggal di tenda pengungsian, menyebut gencatan senjata ini sebagai momen kebahagiaan sekaligus kesedihan. “Kami telah kehilangan lebih dari sekadar rumah, teman, dan keluarga. Perang ini telah mengembalikan kami ke masa lalu,” ujarnya. Ia juga mendesak dunia untuk kembali fokus membangun kembali Gaza.
Dampak Perang yang Berkepanjangan
Pada 7 Oktober 2023, Hamas menyerang komunitas Israel, membunuh 1.200 orang, dan menculik 250 sandera, memicu perang dengan Israel. Sebagai balasan, Israel meluncurkan operasi militer besar-besaran di Gaza. Menurut Kementerian Kesehatan Gaza, lebih dari 46.000 warga Palestina tewas, dan ribuan lainnya tinggal di penampungan akibat rusaknya infrastruktur.
Hari gencatan senjata menjadi momen refleksi bagi warga Gaza, yang berharap konflik berakhir dan kehidupan kembali normal. “Sudah saatnya dunia memperhatikan Gaza dan membangunnya kembali,” kata Iman Al-Qouqa penuh harap.