Connect with us

International

Salwan Momika Tewas Ditembak, Swedia Salahkan Pihak Asing

Published

on

Stockholm (usmnews) – Salwan Momika, pengungsi Irak yang membakar Al-Quran, tewas tertembak saat live TikTok di rumahnya di Sodertalje, Swedia, Rabu malam. Perdana Menteri Swedia Ulf Kristersson menuding “kekuatan asing” terlibat dalam pembunuhan itu. Polisi menangkap lima orang, tetapi belum mengonfirmasi apakah pelaku ada di antara mereka. Pengadilan Stockholm menghentikan kasusnya, sementara hakim menunda vonis terdakwa lain dalam persidangan yang sama hingga Senin depan.

Kristersson menegaskan dinas keamanan tengah menyelidiki kemungkinan keterlibatan negara lain. Wakil PM Ebba Busch mengecam kejadian ini sebagai ancaman terhadap demokrasi. Dinas Keamanan Swedia terus memantau dampaknya terhadap stabilitas nasional dan meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi ancaman. Tahun lalu, badan intelijen Swedia menuding Iran memanfaatkan jaringan kriminal untuk melakukan aksi kekerasan yang mengganggu keamanan. Pemerintah Swedia berupaya mengidentifikasi sumber ancaman tersebut dan mengatasi potensi risiko dengan lebih tegas.

Saat kejadian, Momika tengah melakukan siaran langsung di TikTok. Reuters melihat video yang menunjukkan polisi mengambil ponselnya dan mengakhiri siaran tersebut. Pada 2023, pemerintah meningkatkan kewaspadaan terorisme setelah serangkaian aksi pembakaran Al-Quran yang memicu kemarahan global. Protesnya menyulitkan keanggotaan Swedia di NATO, terutama setelah Turki menangguhkan pembicaraan terkait aplikasi keanggotaan. Pemerintah Swedia kemudian memperketat pengawasan terhadap potensi ancaman dari kelompok ekstremis yang mendukung tindakan kekerasan tersebut. Mereka juga berusaha menjalin dialog dengan negara-negara NATO untuk memulihkan hubungan.

Meskipun polisi mengawal Salwan Momika saat demonstrasi dan persidangan, mereka tidak memberinya perlindungan di rumah. Pengacaranya, Anna Roth, menyebut kliennya menyadari ancaman yang mengintainya. Salwan Momika berusaha menghindari risiko dengan mencari suaka di Norwegia pada Maret 2024, tetapi otoritas Norwegia mengembalikannya ke Swedia. Otoritas migrasi kemudian berencana mendeportasinya ke Irak, tetapi ancaman penyiksaan membuat rencana itu batal. Pemerintah Swedia kini tengah menghadapi tekanan internasional terkait perlindungan hak asasi manusia bagi pengungsi yang terancam.

Continue Reading
Click to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *