Connect with us

Business

Rupiah Menguat Usai Data NFP AS Melemah

Published

on

Jakarta (usmnews) – Nilai tukar rupiah menguat 104 poin atau 0,63 persen ke Rp16.409 per dolar AS pada pembukaan perdagangan Senin (4/8), didorong oleh lemahnya data tenaga kerja AS. Analis Doo Financial Futures, Lukman Leong, menyebut pelemahan dolar AS terjadi akibat anjloknya data Nonfarm Payrolls (NFP). Hal ini mendorong meningkatnya ekspektasi pasar terhadap pemangkasan suku bunga oleh Federal Reserve (The Fed).

“Rupiah berpotensi terus menguat setelah NFP menunjukkan pelemahan yang signifikan dan membuka peluang pemangkasan suku bunga Fed sebanyak dua kali tahun ini,” kata Lukman di Jakarta.

NFP AS Juli 2025 hanya bertambah 73 ribu, jauh di bawah ekspektasi 106 ribu. Selain itu, angka penambahan lapangan kerja pada Juni juga direvisi turun dari 147 ribu menjadi 133 ribu.

Sementara itu, tingkat pengangguran naik tipis menjadi 4,2 persen pada Juli, sejalan dengan perkiraan, dari sebelumnya 4,1 persen pada Juni. Pengangguran tetap 7,2 juta, partisipasi kerja 62,2 persen, dan rasio kerja-populasi 59,6 persen.

Upah per jam naik 0,3 persen jadi 36,44 dolar AS, atau 3,9 persen secara tahunan. Lukman menyebut data ini memperkuat ekspektasi dua kali pemangkasan suku bunga tahun ini sebesar total 50 basis poin.

Bahkan, ekspektasi pemangkasan sebanyak tiga kali naik dari 46,4 persen menjadi 48,1 persen. Ia juga menyoroti kekhawatiran pasar terhadap potensi pemberlakuan tarif baru oleh Donald Trump, yang dinilai dapat memperburuk prospek ekonomi AS.

“Kekhawatiran atas tarif Trump turut memperbesar peluang pelonggaran moneter oleh The Fed,” tutupnya.

Continue Reading
Click to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *