Business
Rupiah Menguat di Tengah Kenaikan Cadangan Devisa Indonesia hingga US$140 Miliar

(usmnews) – Rupiah terus menunjukkan penguatan terhadap dolar Amerika Serikat (AS) setelah rilis data cadangan devisa (cadev) oleh Bank Indonesia (BI) yang mencatat kenaikan. Berdasarkan data dari Refinitiv, rupiah ditutup menguat 0,31% ke angka Rp16.275/US$ pada hari ini, Jumat (5/7/2024). Apresiasi ini sudah terjadi sejak 3 Juli 2024.
Secara mingguan, rupiah juga menguat 0,58%, sejalan dengan penguatan minggu sebelumnya yang mencapai 0,46%.
Indeks Dolar AS (DXY) pada pukul 15:52 WIB melemah 0,14% ke angka 104,97, lebih rendah dari posisi sebelumnya di angka 105,13.
Hari ini, BI merilis data cadangan devisa yang menunjukkan kenaikan sebesar US$1,2 miliar menjadi US$140,2 miliar untuk periode Juni 2024. Asisten Gubernur BI Erwin Haryono menyatakan bahwa kenaikan cadangan devisa ini dipengaruhi oleh penerimaan pajak dan jasa serta penarikan pinjaman luar negeri pemerintah, di tengah kebutuhan stabilisasi nilai tukar rupiah seiring dengan ketidakpastian pasar keuangan global yang masih tinggi.
“Posisi cadangan devisa pada akhir Juni 2024 setara dengan pembiayaan 6,3 bulan impor atau 6,1 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah, serta berada di atas standar kecukupan internasional sekitar 3 bulan impor,” kata Erwin pada Jumat (5/7/2024).
BI menilai bahwa cadangan devisa tersebut mampu mendukung ketahanan sektor eksternal serta menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan Indonesia. Hal ini disambut positif oleh pelaku pasar, karena besarnya cadangan devisa dapat meredam tekanan terhadap rupiah dan menjaga stabilitasnya.
Namun, pelaku pasar masih menunggu rilis data non farm payroll dan tingkat pengangguran AS yang akan dirilis malam ini. Jika data pasar tenaga kerja AS sesuai dengan ekspektasi, ini bisa memberikan harapan pada kebijakan bank sentral AS yang lebih baik terhadap prospek suku bunga. Sebaliknya, jika pasar tenaga kerja tetap ketat, tren suku bunga tinggi kemungkinan akan bertahan lebih lama.