International
Respons Rusia atas Gencatan Senjata 30 Hari Ukraina

Moskow (usmnews) – Respons Rusia menunjukkan bahwa setelah pemilihan Donald Trump, Ukraina telah menyepakati gencatan senjata 30 hari, namun respons Rusia masih tampak ambigu. Ukraina telah menyetujui kesepakatan itu, namun Rusia merespons dengan sikap hati-hati. Juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia, Maria Zakharova, menolak mengungkap detail posisi Moskow. Sementara itu, juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov, menghindari pernyataan tegas dan mengimbau publik untuk tidak terburu-buru menilai keputusan tersebut.
Respons Rusia terus menyita perhatian karena utusan AS, Steve Witkoff, berencana mengunjungi Moskow. Media melaporkan bahwa utusan tersebut akan segera berkunjung ke sana. Namun, Kremlin belum mengeluarkan komentar tentang langkah itu. Selain itu, beberapa analis pro-Kremlin menilai bahwa jika AS mengurangi peran atau menarik diri, Rusia bisa kehilangan keunggulan strategisnya. Washington mengendalikan sebagian besar intelijen sinyal, termasuk data dari sekitar 5.000 satelit, serta umpan militer dari Badan Intelijen Pertahanan, intelijen manusia, dan analisis sumber terbuka secara real-time. FBI pun secara aktif berbagi intelijen keamanan dengan anggota Lima Mata lainnya.
Respons Rusia menghadapi tekanan ketika kekhawatiran muncul bahwa Ukraina akan memanfaatkan jeda 30 hari untuk memperkuat pertahanan dan memperoleh senjata dari Barat. Oleh karena itu, sejumlah pihak di Rusia mengusulkan agar pemerintah memberlakukan embargo senjata selama periode gencatan senjata. Anggota Parlemen Viktor Sobolev menilai, jika pihak terkait melaksanakan kesepakatan ini tanpa batasan, Ukraina akan menyusun ulang strategi militernya.
Respons Rusia kini berada di tangan Presiden Vladimir Putin, yang menentukan keputusan akhir. Beberapa sumber melaporkan kemungkinan kontak langsung antara Putin dan Presiden AS Donald Trump sebagai langkah kunci dalam perundingan. Jika perundingan terjadi, Rusia akan memastikan kepentingannya terlindungi, sehingga mengubah lanskap keamanan internasional secara signifikan.