Connect with us

Education

Respons Kemendikdasmen: Tantangan Logistik dan Komitmen Pemulihan Pendidikan Pasca-Bencana di Sumatera

Published

on

Sumatera (usmnews) — Dikutip dari Kompas.com, Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) saat ini tengah menghadapi tantangan logistik yang cukup signifikan dalam upaya menyalurkan bantuan pendidikan ke wilayah terdampak bencana alam di Pulau Sumatera.

Bencana banjir dan tanah longsor yang melanda tiga provinsi sekaligus—yakni Aceh, Sumatera Utara (Sumut), dan Sumatera Barat (Sumbar)—telah melumpuhkan sejumlah akses transportasi, sehingga menghambat distribusi peralatan sekolah yang sangat dibutuhkan oleh para siswa korban bencana.

Wakil Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Wamendikdasmen), Atip Latipulhayat, mengungkapkan bahwa kendala utama saat ini adalah akses menuju lokasi yang masih dalam proses pemulihan. Guna mengatasi hambatan ini, Kemendikdasmen melakukan koordinasi intensif dengan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) untuk mencari jalur distribusi terbaik agar bantuan dapat segera sampai ke tangan siswa.

Meskipun terdapat kendala fisik, proses pembelajaran tidak dibiarkan berhenti total. Kemendikdasmen telah mengambil langkah cepat dengan mendirikan tenda-tenda darurat di lokasi bencana. Tenda-tenda ini difungsikan sebagai ruang kelas sementara untuk memastikan hak pendidikan anak-anak tetap terpenuhi di tengah situasi krisis.

Terkait metode pembelajaran lanjutan—apakah akan dilakukan secara daring atau luring setelah kondisi membaik—Atip menegaskan bahwa keputusan tersebut diserahkan sepenuhnya kepada pemerintah daerah setempat (Pemprov, Pemkab, atau Pemkot) sesuai dengan kewenangan dan penilaian situasi keamanan di wilayah masing-masing.

Di sisi lain, Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen), Abdul Mu’ti, menyampaikan rasa belasungkawa yang mendalam atas musibah ini. Sebagai wujud kepedulian nyata, Kemendikdasmen telah mengalokasikan dana bantuan sebesar Rp13,3 miliar. Dana ini ditujukan khusus untuk penanganan dampak bencana di ketiga provinsi tersebut.

Selain anggaran kementerian, Abdul Mu’ti juga menggalang partisipasi publik melalui Unit Pengumpul Zakat Badan Amil Zakat Nasional (UPZ Baznas) Kemendikdasmen, mengajak masyarakat untuk bergotong-royong meringankan beban para korban.

Saat ini, fokus utama kementerian tidak hanya pada bantuan fisik, tetapi juga pada pemulihan mental dan perencanaan jangka panjang. Kemendikdasmen melalui Unit Pelaksana Teknis (UPT) di daerah sedang gencar melakukan pendataan sekolah-sekolah yang mengalami kerusakan.

Data akurat ini sangat krusial sebagai landasan untuk menyusun langkah strategis berikutnya, termasuk pemberian layanan pendampingan psikososial (trauma healing) bagi anak-anak dan memprioritaskan sekolah-sekolah terdampak dalam program Revitalisasi Satuan Pendidikan pada tahun anggaran mendatang.

Continue Reading
Click to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *