Lifestyle
Ren Zhe Hadirkan “A Path To Glory” di Jakarta

Jakarta (usmnews) – Seniman Tiongkok Ren Zhe memamerkan karya patung “A Path To Glory” di Jakarta, 3–19 Oktober 2025, dalam rangka 100 tahun kelahiran penulis wuxia legendaris Jin Yong. Pameran oleh Linda Gallery ini menyuguhkan visual indah serta makna spiritual dan filosofis dari Trilogi Pendekar Rajawali karya Jin Yong.
“Tema A Path To Glory bukan sekadar slogan,” ujar Linda MA, pemilik Linda Gallery. “Kami ingin menunjukkan bagaimana seni patung bisa bersentuhan langsung dengan nilai-nilai sastra, khususnya dari karya-karya Jin Yong.”
Ren Zhe menafsirkan karakter-karakter legendaris ciptaan Jin Yong seperti Guo Jing, Xiaolongnü, hingga Zhang Wuji ke dalam bentuk patung-patung monumental. Ia tidak menyalin karakter secara literal, melainkan membangkitkan semangat mereka melalui pendekatan artistik kontemporer. Setiap patung memancarkan perpaduan kekuatan fisik dan kedalaman emosional yang menggambarkan dilema moral, keberanian, kelembutan, dan keteguhan.
“Pameran ini adalah perjalanan spiritual,” tambah Linda MA. “Ren Zhe mengajak kita merenungkan arti sejati kejayaan, bukan hanya dalam kemenangan fisik, tapi juga dalam nilai-nilai moral dan kebijaksanaan.”
Ren Zhe, lulusan Akademi Seni Rupa Tsinghua, Beijing, dikenal luas karena kemampuannya menggabungkan estetika klasik Timur dengan nuansa global kontemporer. Ia menggunakan material modern untuk menyuarakan nilai-nilai luhur seperti keberanian, kejujuran, kemurahan hati, dan rasa hormat—semuanya berakar dalam filsafat Konfusianisme.
Pameran ini juga menegaskan peran Indonesia dalam lanskap budaya kontemporer Asia. Melalui karya-karya Ren Zhe, masyarakat Indonesia—yang selama ini telah akrab dengan budaya populer Tiongkok lewat film silat, drama televisi, hingga komik—dapat menikmati cara baru dalam memahami Jin Yong: lewat bahasa visual tiga dimensi.
Sementara di Tiongkok, berbagai kota seperti Haining, tempat kelahiran Jin Yong, tengah menggelar perayaan besar untuk mengenang 100 tahun sang maestro, di Indonesia, semangat tersebut hadir dalam bentuk seni rupa kontemporer, yang menyentuh batin sekaligus menggugah ingatan kolektif terhadap dunia pendekar yang penuh nilai luhur.







