Connect with us

Business

Rebound Emas Tertahan, Pasar “Wait and See” Rilis Data Ketenagakerjaan AS

Published

on

Jakarta (usmnews) – Dikutip dari CNBC Indonesia Harga komoditas emas kembali menunjukkan kekuatannya dan berupaya menembus kembali batas psikologis penting di level US$4.000 per troy ons. Kebangkitan harga ini terjadi setelah logam mulia tersebut sempat menyentuh level terendah dalam hampir satu minggu, yang memicu minat investor untuk melakukan aksi beli di harga murah (bargain hunting).Pada sesi perdagangan hari Rabu, 5 November 2025, harga emas dunia mencatat kenaikan signifikan sebesar 1,28%, ditutup pada posisi US$3.982,25 per troy ons. Penguatan ini menjadi penting karena berhasil menghentikan tren negatif yang telah berlangsung selama tiga hari berturut-turut, di mana emas telah kehilangan 2,2% dari nilainya.

Namun, momentum kenaikan ini tampaknya sedikit tertahan. Pada perdagangan hari Kamis, 6 November 2025, hingga pukul 06.05 WIB, harga emas di pasar spot terpantau mengalami sedikit koreksi. Harganya melemah 0,34% dan berada di posisi US$3.968,60 per troy ons.Faktor utama di balik rebound pada hari Rabu adalah masuknya para investor yang berburu harga murah. Mereka memanfaatkan momentum setelah emas batangan anjlok ke level terendah dalam hampir sepekan pada sesi sebelumnya.

Selain itu, fokus pasar saat ini juga tertuju pada rilis data penggajian swasta dari Amerika Serikat (AS), yang diharapkan dapat memberikan isyarat baru mengenai arah kebijakan suku bunga di masa mendatang. Dukungan untuk emas juga datang dari pelemahan mata uang dolar AS. Pada perdagangan Rabu, Indeks Dolar AS (DXY), yang mengukur kekuatan greenback terhadap mata uang utama lainnya, tercatat melemah 0,07% ke level 100,15.

Pelemahan ini mengakhiri reli penguatan DXY yang telah terjadi selama lima hari beruntun.Jigar Trivedi, seorang analis mata uang senior di Reliance Securities, menjelaskan bahwa kenaikan harga emas didorong oleh kombinasi aksi beli di harga rendah dan sentimen “risk-off” (penghindaran risiko) yang lebih luas di pasar keuangan. Kondisi ini meningkatkan permintaan emas sebagai aset “safe haven” atau lindung nilai. Sentimen risk-off ini tercermin dari bursa saham Asia yang melanjutkan tren penjualan (sell-off) dari Wall Street, dipicu oleh kekhawatiran investor mengenai valuasi saham yang dianggap sudah berlebihan (overvalued).Meskipun demikian, Trivedi menambahkan bahwa emas masih berada di bawah tekanan.

Tekanan ini bersumber dari memudarnya ekspektasi pasar terhadap penurunan suku bunga lebih lanjut oleh The Federal Reserve AS tahun ini. Ia bahkan memproyeksikan harga emas bisa tertekan lebih jauh menuju US$3.900 per troy ons jika data ADP (penggajian swasta) yang akan datang ternyata menunjukkan hasil yang kuat atau positif.Sebagai konteks, The Fed telah melakukan pemangkasan suku bunga pada pekan lalu. Namun, Ketua The Fed, Jerome Powell, memberikan sinyal bahwa tidak akan ada lagi pemangkasan suku bunga hingga akhir tahun ini. Pernyataan Powell ini secara drastis mengubah ekspektasi pasar. Pelaku pasar kini hanya melihat peluang sebesar 69% untuk penurunan suku bunga pada bulan Desember, angka ini anjlok dari sebelumnya yang mencapai lebih dari 90% sebelum Powell berbicara.

Emas, sebagai aset yang tidak memberikan imbal hasil (non-yielding), cenderung diuntungkan oleh lingkungan suku bunga rendah, sehingga prospek suku bunga yang tidak turun lagi menjadi penghambat kenaikannya.Situasi pasar semakin kompleks akibat penutupan pemerintahan AS (government shutdown) yang berpotensi menjadi yang terpanjang dalam sejarah. Hal ini menyebabkan terhentinya rilis data ekonomi resmi dari pemerintah. Akibatnya, investor terpaksa mengalihkan fokus mereka pada laporan ekonomi non-resmi, seperti Laporan Ketenagakerjaan Nasional ADP, untuk mendapatkan petunjuk.Jika melihat ke belakang, harga emas batangan sebenarnya telah mencapai rekor tertinggi sepanjang masa di level US$4.381,21 per troy ons pada 20 Oktober lalu. Namun, sejak pencapaian puncak tersebut, harganya telah terkoreksi sekitar 10%.Di sisi lain, komoditas perak juga turut menikmati sentimen positif. Harga perak (XAG) di pasar spot pada penutupan perdagangan Rabu melonjak 2,05% ke level US48,06.

Continue Reading
Click to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *