Lifestyle
Raja Wisatawan Asing 2025: Malaysia Mendominasi, “Wisata Belanja” Jadi Magnet Utama

Semarang (usmnews) – Dikutip dari CNBC Indonesia, Berdasarkan data terbaru yang dirilis menjelang akhir tahun 2025, lanskap pariwisata Indonesia mencatatkan tren menarik di mana negara tetangga, Malaysia, kembali mengukuhkan posisinya sebagai penyumbang terbesar jumlah wisatawan mancanegara (wisman) ke Tanah Air.
Laporan ini tidak hanya menyoroti kuantitas kedatangan, tetapi juga pola perilaku spesifik yang menjadi pendorong utama ekonomi kreatif Indonesia: kegemaran wisatawan Malaysia untuk berbelanja.
Dominasi Kuantitas: Faktor Geografis dan Konektivitas
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat bahwa arus masuk turis dari Negeri Jiran terus memimpin grafik kedatangan wisman sepanjang tahun 2025.
Faktor kedekatan geografis (proximity) tentu menjadi alasan mendasar, namun kemudahan konektivitas seperti banyaknya penerbangan langsung ke berbagai kota besar di Indonesia serta akses feri yang intensif di jalur Batam-Bintan menjadi katalisator utama. Malaysia berhasil mengungguli negara-negara pasar tradisional lainnya seperti Singapura, Australia, dan Tiongkok dalam hal volume kunjungan.
Daya Tarik “Surga Belanja”: Tekstil hingga Kuliner
Poin paling krusial dari laporan ini adalah motivasi utama kedatangan mereka. Berbeda dengan turis Eropa yang mungkin lebih mencari keindahan alam atau petualangan, turis Malaysia memiliki preferensi kuat pada wisata belanja (shopping tourism).
Indonesia, khususnya kota-kota seperti Jakarta, Bandung, dan Medan, dianggap sebagai “surga belanja” bagi mereka.Komoditas yang paling diburu meliputi produk tekstil, busana muslim (fashion hijab), batik, hingga kerajinan tangan lokal.

Pasar Tanah Abang di Jakarta dan deretan factory outlet di Bandung masih menjadi destinasi favorit yang wajib dikunjungi. Selain harga yang dinilai sangat kompetitif dan terjangkau dibandingkan di negara asal mereka, variasi model dan kualitas produk mode di Indonesia dinilai lebih beragam dan up-to-date.
Kenyamanan Budaya dan Kuliner
Selain belanja barang, “belanja rasa” atau wisata kuliner juga menjadi faktor penarik yang kuat. Kesamaan rumpun budaya dan lidah Melayu membuat wisatawan Malaysia merasa sangat nyaman berwisata di Indonesia. Jaminan makanan halal yang mudah ditemukan di setiap sudut kota menghilangkan kekhawatiran mereka saat bepergian, menjadikan pengalaman liburan terasa lebih rileks dan menyenangkan.
Dampak Ekonomi bagi UMKM
Tingginya minat belanja turis Malaysia ini memberikan multiplier effect (efek berganda) yang signifikan bagi perekonomian lokal, khususnya bagi pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM).
Devisa yang masuk tidak hanya mengalir ke hotel atau maskapai penerbangan, tetapi langsung berputar di tingkat pedagang pasar, pengrajin batik, dan pengusaha kuliner kaki lima. Hal ini menjadikan pasar wisatawan Malaysia sangat strategis untuk menjaga stabilitas omzet sektor ritel dan ekonomi kreatif Indonesia di tengah ketidakpastian ekonomi global.
Pemerintah Indonesia, melalui Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, merespons tren ini dengan terus berupaya meningkatkan kualitas layanan dan infrastruktur di pusat-pusat perbelanjaan serta destinasi wisata perkotaan, guna memastikan turis Malaysia terus kembali di masa mendatang.







