Connect with us

Education

Raja Pertama Inggris? Fakta dari Profesor Cambridge

Published

on

Jakarta (usmnews) – Jika kita menelusuri lebih jauh sejarah kerajaan Inggris. Kebanyakan orang langsung tertuju pada nama besar William sang penakluk.

William atau Raja William I adalah bangsawan yang berhasil menaklukkan Kerajaan Inggris pada 1066 M. Ia kemudian dikenal sebagai Raja Inggris Pertama dari bangsa Norman, yang berkuasa dari 1066 M sampai kematiannya pada 1087 M.

Namun, tahukah detikers, Inggris modern sejatinya lahir lebih dari 100 tahun sebelum penaklukan William I?

Momen yang dimaksud yakni apa yang disebut oleh sejarawan Inggris sebagai penyatuan wilayah-wilayah di Inggris. Sejarawan menyoroti peran Athelstan, raja pertama yang menyatukan Inggris pada 927 M.

Maka itu, sejarawan tengah menyerukan untuk mengakui Athelstan sebagai Raja Inggris yang pertama. Ia adalah cucu dari Alfred yang Agung, raja yang sangat jarang disebut dalam buku sejarah populer.

Peran Raja Athelstan dalam Menyatukan Kerajaan Kecil Inggris

Athelstan, putra Raja Edward, memerintah Inggris dari 925-939 M dan dikenal sebagai raja pertama yang berhasil menyatukan kerajaan-kerajaan kecil seperti Wessex, Mercia, Northumberland, dan East Anglia. Pada 929 M, ia menaklukkan kerajaan Viking terakhir di York dalam pertempuran Brunanburh, sehingga menjadi penguasa Anglo-Saxon pertama di seluruh Inggris.

Ilustrasi tentang Athelstan ditemukan dalam manuskrip abad ke-10 di Cambridge, yang menunjukkan pengaruhnya dalam sejarah Inggris. David Woodman, profesor sejarah di Universitas Cambridge, menyatakan bahwa Athelstan layak lebih dikenal menjelang peringatan penobatannya dan hari lahir Inggris.

Penyebab Athelstan Kurang Dikenal sebagai Raja Pertama Inggris

Meski berpengaruh, Athelstan kurang dikenal sebagai raja pertama Inggris karena tidak ada biografi resmi dan kerajaannya terpecah setelah kematiannya. Namun, menurut Woodman, hal itu tak mengurangi perannya dalam menyatukan Inggris dan memajukan politik pada masanya.

Athelstan berhasil menyatukan Inggris saat Eropa masih terpecah, serta mewariskan cara memerintah dan undang-undang yang membentuk kerajaan selanjutnya. Woodman dan sejarawan lain mendorong pengakuan publik yang lebih besar atas peran Athelstan dalam pendirian Inggris pada 927 M.

Continue Reading
Click to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *