Lifestyle

Psikolog: Ketiadaan Figur Ayah Berdampak pada Keberanian dan Ketangguhan Mental Anak

Published

on

Jakarta (usmnews) – Dikutip dari ANTARA Seorang Psikolog Klinis dari RSUD Wangaya, Denpasar, Bali, Nena Mawar Sari, menyoroti dampak signifikan dari absennya sosok ayah dalam kehidupan seorang anak. Menurutnya, ketiadaan figur ayah dapat secara langsung memengaruhi pengembangan aspek-aspek krusial seperti keberanian, kekuatan, dan ketangguhan mental sang anak.

Saat dihubungi oleh ANTARA dari Jakarta pada hari Jumat, Nena menegaskan bahwa jika figur sentral ini tidak ada, anak akan kehilangan panutan yang seharusnya mengisi nilai-nilai tersebut. “Kalau misalkan figur ayah tidak ada, tentu akan hilang figur-figur yang mengisi tentang keberanian, kepercayaan diri dan ketangguhan,” kata Nena.

Foto: ANTARA.com

Ia menjelaskan lebih lanjut bahwa arti penting seorang ayah tidak hanya diukur dari seberapa banyak waktu atau kehadiran fisiknya, tetapi yang lebih utama adalah seberapa berarti peran dan figur tersebut dalam kehidupan sang anak. Nena menggarisbawahi bahwa jika figur ayah tersebut kosong, anak secara alami akan berusaha mencari kompensasi. “Jadi bayangkan kalau misalkan figur itu tidak ada, tentu anak akan mencari figur-figur superior dalam versi yang lain,” ujarnya.

Dalam kondisi di mana anak dihadapkan pada kehilangan ayah, baik karena kematian maupun perceraian, Nena menekankan pentingnya peran pengganti. Ia berharap kerabat laki-laki terdekat, seperti paman atau kakek, dapat turun tangan untuk mengisi dan menjalankan peran maskulin tersebut. Nena menegaskan bahwa yang terpenting adalah fungsi atau “perannya di situ sama”.

Bagi para ayah yang masih ada namun memiliki kesibukan kerja yang tinggi, Nena merekomendasikan sebuah solusi. Sang ayah diimbau untuk tetap menyempatkan diri menghadirkan waktu yang berkualitas (quality time) dengan anak, meskipun waktunya terbatas.

“Jadi dengan video call yang intens, rajin menanyakan kabar, kemudian dilibatkan dalam pekerjaan ayah. Misalkan [berkata] ini kantornya ayah, nanti kita kapan-kapan main ke tempat kerja ayah,” papar Nena sebagai contoh.

Nena Mawar Sari juga menambahkan temuan penting bahwa rata-rata individu yang mengalami masalah kesehatan mental sering kali diawali dengan kurangnya figur orang tua, terutama ayah. Oleh karena itu, ia menegaskan bahwa peran dan keterlibatan ayah memiliki dampak yang sangat penting dalam proses tumbuh kembang anak. “Jadi diharapkan ayah juga punya keterlibatan yang baik, yang maksimal, yang optimal di dalam keluarga,” jelasnya.

Pandangan psikologis ini sejalan dengan momentum Hari Kesehatan Nasional (HKN) ke-61, yang bertepatan dengan Hari Ayah Nasional. Kementerian Kesehatan (Kemenkes) sebelumnya menyatakan bahwa momen ganda ini mengingatkan kembali akan pentingnya figur ayah dalam memberi contoh yang baik, khususnya guna membentuk pola hidup yang sehat bagi generasi penerus.

Direktur Pelayanan Kesehatan Kelompok Rentan Kemenkes, Imran Pambudi, pada Rabu (12/11), turut menambahkan bahwa tema HKN 2025, yakni “Generasi Sehat, Masa Depan Hebat”, memiliki makna luas. Menurutnya, generasi sehat yang dimaksudkan bukan hanya sehat secara fisik, tetapi juga sehat secara mental.

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Trending

Exit mobile version