Business
Proyeksi Pasar Modal 2026: Emiten Dorong Peran Strategis Investor Institusi untuk Memperkuat IHSG

Semarang (usmnews) – Dikutip dari cnbcindonesia.com Memasuki penghujung tahun 2025, pelaku pasar modal Indonesia mulai menata strategi dan harapan untuk menyambut tahun 2026. Berdasarkan laporan terbaru, Asosiasi Emiten Indonesia (AEI) memberikan catatan penting mengenai arah pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Fokus utama yang ditekankan adalah pentingnya peningkatan partisipasi dari investor institusi sebagai motor penggerak stabilitas pasar di masa depan.
1. Dominasi Investor Ritel dan Harapan pada Institusi

Ketua Umum AEI, Armand Wahyudi Hartono, mengungkapkan bahwa pertumbuhan jumlah investor ritel di Indonesia saat ini telah melampaui ekspektasi. Dengan angka yang sudah menyentuh lebih dari 20 juta investor, pencapaian ini jauh lebih cepat dibandingkan target awal yang semula diperkirakan baru akan tercapai pada tahun 2027.
Meski pertumbuhan investor ritel sangat pesat dan memberikan likuiditas harian yang baik, AEI menilai masih ada ruang besar bagi pasar modal untuk berkembang lebih matang jika didukung oleh investor institusi. Investor dari kalangan dana pensiun, perusahaan asuransi, hingga manajer investasi diharapkan dapat masuk lebih dalam ke pasar saham. Kehadiran institusi dianggap krusial karena mereka cenderung memiliki orientasi investasi jangka panjang, yang secara otomatis dapat menjaga resiliensi bursa dari fluktuasi jangka pendek yang sering kali dipicu oleh sentimen ritel.
2. Refleksi Ketahanan Pasar di Tahun 2025
Menoleh ke belakang, perjalanan pasar modal sepanjang tahun 2025 bukanlah tanpa hambatan. Armand mengakui bahwa kuartal pertama tahun 2025 merupakan periode yang sangat menantang bagi para emiten dan investor. Namun, optimisme mulai kembali pada semester kedua, di mana IHSG menunjukkan kekuatan fundamentalnya.
Bursa domestik berhasil membuktikan daya tahannya dengan menutup tahun di kisaran level 8.600. Pencapaian ini menjadi fondasi yang kuat bagi para emiten untuk terus meningkatkan kinerja operasional dan tata kelola perusahaan agar tetap menarik di mata pemodal, baik domestik maupun mancanegara.
3. Pandangan Regulator dan Tantangan Global 2026
Senada dengan optimisme emiten, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) juga melihat adanya peluang besar sekaligus tantangan yang harus diwaspadai di tahun 2026. Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal OJK, Inarno Djajadi, mengidentifikasi beberapa faktor eksternal yang akan terus membayangi pasar, antara lain:
• Volatilitas Suku Bunga Global: Kebijakan moneter bank sentral dunia masih menjadi faktor penentu arus modal.
• Geopolitik dan Komoditas: Ketegangan politik internasional dan dinamika harga komoditas dunia tetap menjadi risiko sistemik.
Namun, Inarno menekankan bahwa fundamental ekonomi Indonesia yang tetap kokoh memberikan ruang bagi bursa untuk melanjutkan tren penguatan secara berkelanjutan (sustainable).
4. Langkah Strategis Menuju 2026
Untuk memastikan ekosistem pasar modal yang lebih sehat, OJK bersama penyelenggara bursa (SRO) telah menyiapkan sejumlah prioritas pengembangan untuk tahun depan. Langkah-langkah tersebut mencakup:
• Kolaborasi Antar-Lembaga: Memperkuat sinergi dengan Kementerian Keuangan dan Bank Indonesia.
• Integritas dan Keamanan: Meningkatkan standar keamanan siber serta menjaga integritas pasar untuk meningkatkan kepercayaan investor.
• Keuangan Berkelanjutan: Mendorong penerapan prinsip ESG (Environmental, Social, and Governance) di kalangan emiten.

Kesimpulan
Tahun 2026 dipandang sebagai momentum bagi pasar modal Indonesia untuk naik kelas. Dengan jumlah investor ritel yang masif, kunci pertumbuhan berikutnya terletak pada seberapa besar investor institusi dapat mengoptimalkan portofolio mereka di bursa domestik. Sinergi antara kinerja emiten yang solid, regulasi yang kuat, dan basis investor yang terdiversifikasi diharapkan mampu membawa IHSG mencetak rekor-rekor baru di tahun mendatang.







