Connect with us

International

Proyek ICBM Sentinel: Frustrasi dan Keterlambatan yang Menghantui Pentagon

Published

on

Proyek ICBM Sentinel: Frustrasi dan Keterlambatan yang Menghantui Pentagon

Baca juga berita yang lain : International

WASHINGTON (usmnews) – Proyek rudal balistik antarbenua (ICBM) Sentinel, yang dirancang untuk menggantikan sistem ICBM Minuteman III yang sudah usang, kini menjadi sumber frustrasi bagi Pentagon. Laporan terbaru dari Wall Street Journal (WSJ) yang diterbitkan pada Senin, 26 Agustus 2024, mengungkapkan bahwa proyek tersebut menghadapi penundaan yang signifikan dan pembengkakan biaya yang jauh melebihi perkiraan awal.

Program ICBM Sentinel, yang dimulai dengan kontrak awal senilai USD13,3 miliar yang diberikan kepada Northrop Grumman pada tahun 2020 setelah Boeing mundur, kini mengalami masalah besar. Laporan WSJ mengutip pejabat Pentagon yang mengatakan bahwa biaya untuk memperbarui silo rudal yang sudah berusia puluhan tahun akan jauh lebih tinggi daripada yang diperkirakan semula, kemungkinan mencapai USD78 miliar—hampir dua kali lipat dari estimasi awal.

Tantangan Besar dalam Modernisasi

Penggantian rudal Minuteman III, yang telah beroperasi sejak awal 1970-an, tidak memiliki alternatif yang layak, menurut Pentagon. Proyek ini mencakup modernisasi sekitar 450 silo rudal dan pusat komando yang berusia 50 tahun, serta pemasangan ribuan kilometer kabel serat optik. Namun, penutupan silo atau fasilitas komando untuk renovasi tidak mungkin dilakukan karena doktrin nuklir yang mengharuskan fasilitas tersebut tetap beroperasi.

“Skala, cakupan, dan kompleksitas proyek Sentinel adalah sesuatu yang belum pernah kami coba sebagai sebuah negara selama lebih dari 60 tahun,” kata Wakil Menteri Pertahanan untuk Akuisisi dan Keberlanjutan, Bill LaPlante, kepada wartawan bulan lalu. LaPlante menegaskan bahwa meskipun proyek ini menghadapi banyak tantangan, proyek ini tetap harus dilanjutkan.

Keterlambatan dan Ketidakpastian

Penundaan dalam pelaksanaan proyek mungkin memerlukan waktu lima tahun atau lebih sebelum pekerjaan di lapangan dimulai, sebagaimana diungkapkan dalam laporan WSJ. Angkatan Udara AS sedang mencari cara untuk mengurangi kompleksitas proyek, dengan keputusan mengenai perubahan yang mungkin baru akan diambil sekitar awal tahun 2025.

Frustrasi Pentagon juga dipicu oleh meningkatnya biaya konstruksi dan bahan baku, yang membuat estimasi biaya awal menjadi tidak realistis. Proses negosiasi sekitar sepertiga dari transaksi real estate yang dibutuhkan juga mengalami hambatan, dan beberapa transaksi mungkin perlu dikerjakan ulang.

Reaksi di Komunitas Lokal

Kota Kimball, Nebraska, yang dikelilingi oleh salah satu ladang rudal terbesar di dunia, menjadi lokasi pertemuan terkait proyek ini. Penduduk setempat, yang jumlahnya kurang dari 3.000 jiwa, mendengar langsung dari pejabat Pentagon, Brigadir Jenderal Colin Connor, tentang frustrasi yang dialami oleh Pentagon. “Ada banyak hal yang tidak diketahui di sini, dan saya memahami rasa frustrasinya,” kata Connor kepada warga setempat.

Kehadiran proyek Sentinel, yang saat ini masih dalam tahap desain, menggambarkan betapa kompleksnya upaya modernisasi sistem pertahanan nuklir AS. Meskipun menghadapi berbagai tantangan, Pentagon tetap berkomitmen untuk menyelesaikan proyek ini demi menjaga kapabilitas pertahanan nuklir negara.

Update terus berita terkini! Kunjungi halaman usmtv.id
Artikel mengenai Proyek ICBM Sentinel: Frustrasi dan Keterlambatan yang Menghantui Pentagon dapat Anda temukan pada International dan di tulis oleh Marcel