Nasional
Presiden Prabowo Melakukan Lawatan Kerja ke Australia, Apa Saja Rencana Kegiatannya di Sana
Semarang (usmnews) dikutip dari kompas.com Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, telah memulai kunjungan kerja resminya ke Sydney, Australia. Ia tiba pada Selasa malam, 11 November 2025, dengan agenda utama untuk memperkuat hubungan bilateral di berbagai sektor krusial, mulai dari investasi hingga pendidikan.
Pesawat kepresidenan, Garuda Indonesia-1, yang membawa Presiden Prabowo beserta rombongan mendarat di Bandar Udara Sydney Kingsford Smith sekitar pukul 22.00 waktu setempat. Setibanya di landasan, Presiden menerima sambutan kenegaraan yang dipimpin langsung oleh Menteri Luar Negeri Australia, Penny Wong, beserta sejumlah pejabat tinggi Australia lainnya.
Penyambutan Hangat di Sydney Setelah prosesi resmi di bandara, Presiden Prabowo segera menuju hotel tempatnya bermalam. Di lokasi ini, sambutan yang tak kalah hangat datang dari puluhan warga dan diaspora Indonesia. Mereka telah berkumpul dengan antusias sejak sore hari, melambaikan bendera Merah Putih dan menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya saat rombongan Presiden tiba.
Di pintu masuk hotel, sebuah momen simbolis terjadi ketika dua anak Indonesia yang mengenakan pakaian adat tradisional menyambut Presiden Prabowo. Sambil tersenyum, keduanya menyerahkan karangan bunga sebagai tanda hormat dan kebanggaan atas kehadiran pemimpin negara.
Di lobi hotel, sejumlah menteri Kabinet Merah Putih juga turut menyambut kedatangan Presiden. Terlihat hadir Menteri Koordinator Bidang Politik dan Keamanan Djamari Chaniago, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, Menteri Investasi dan Hilirisasi Rosan Roeslani, serta Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi Brian Yuliarto.
Agenda Kunjungan Balasan Sekretaris Kabinet Teddy Indra Wijaya, melalui akun Instagram @sekretariat.presiden, menjelaskan bahwa lawatan ini memiliki nilai strategis sebagai kunjungan balasan. Kunjungan ini merespons kedatangan Perdana Menteri (PM) Australia Anthony Albanese ke Istana Kepresidenan di Jakarta pada 15 Mei lalu.
Kunjungan PM Albanese saat itu dianggap istimewa karena dilakukan hanya sehari setelah dirinya terpilih kembali dan dilantik sebagai PM Australia, menunjukkan eratnya hubungan kedua negara.
Teddy merinci bahwa Presiden Prabowo akan memanfaatkan waktu kunjungannya yang padat selama satu hari di Sydney untuk beberapa agenda kenegaraan penting.
“Presiden Prabowo diagendakan untuk melaksanakan pertemuan tête-à-tête dengan Perdana Menteri Anthony Albanese serta upacara kenegaraan oleh Gubernur Jenderal Australia Sam Mostyn,” ungkap Teddy.
Selain pertemuan tingkat tinggi tersebut, Presiden juga dijadwalkan menghadiri “beberapa pertemuan lainnya terkait perdagangan barang, jasa, investasi, pendidikan, serta kemitraan industri,” tambah Teddy, menggarisbawahi fokus ekonomi dan pengembangan sumber daya manusia dalam lawatan ini.
Rapat Khusus dan Arahan Anggaran
Sebuah fakta menarik terungkap dari Seskab RI. Tepat sebelum bertolak ke Australia, Presiden Prabowo Subianto sempat menunda jadwal penerbangannya selama kurang lebih dua jam. Penundaan ini dilakukan agar ia dapat memimpin sebuah rapat khusus secara mendadak di Pangkalan Udara Halim Perdanakusuma, Jakarta.
Rapat tersebut dihadiri oleh jajaran inti pemerintahan, menunjukkan urgensi topik yang dibahas. Hadir dalam rapat tersebut antara lain Wakil Presiden Gibran Rakabuming, Wakil Ketua DPR RI Sufmi Dasco Ahmad, Menteri Sekretaris Negara Prasetyo Hadi, Menteri Luar Negeri Sugiono, Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin, Kepala BPKP Muhammad Yusuf Ateh, hingga Kepala PPATK Ivan Yustiavandana.
Fokus utama rapat tersebut adalah soal akuntabilitas anggaran negara. Teddy mengungkap bahwa Presiden Prabowo memberikan penekanan keras kepada jajarannya. “Presiden menekankan bahwa setiap rupiah uang rakyat yang dialokasikan harus tepat sasaran dan harus digunakan sesuai periode waktu yang ditetapkan,” jelas Teddy, “termasuk dana di daerah, yang juga merupakan uang rakyat.”
Menjelang keberangkatannya, Prabowo secara spesifik memberikan tugas kepada Mensesneg Prasetyo Hadi. Mensesneg diinstruksikan untuk segera melakukan koordinasi guna mengecek tingkat penyerapan anggaran di kementerian dan lembaga, serta mengawasi penggunaan dana transfer daerah yang dikelola oleh setiap kepala daerah menjelang akhir tahun anggaran.