Connect with us

Nasional

Prabowo Minta Penggunaan Sling Rope untuk Percepat Distribusi Bantuan Banjir Sumatra

Published

on

Jakarta (usmnews) – Dikutip liputan6.com Presiden Prabowo Subianto memimpin langsung Rapat Terbatas (Ratas) yang berfokus pada penanganan bencana banjir di wilayah Sumatra. Pertemuan penting ini diselenggarakan pada hari Minggu, 7 Desember 2025, bertempat di Pangkalan Udara (Lanud) Sultan Iskandar Muda, Aceh. Agenda utama rapat menyoroti kendala distribusi bantuan ke wilayah-wilayah yang masih terisolasi serta penanganan dampak kesehatan pascabencana.

​Inovasi Metode Distribusi Bantuan

​Dalam rapat tersebut, Presiden Prabowo memberikan arahan taktis terkait metode penyaluran logistik. Beliau menyarankan penggunaan teknik sling rope atau pengangkutan kargo eksternal menggunakan tali kawat baja yang kuat pada armada helikopter. Presiden menilai bahwa metode konvensional dengan memuat barang di dalam kabin helikopter memiliki keterbatasan kapasitas.

Foto: merdeka.com

​Sebaliknya, teknik sling rope dinilai lebih efisien karena memungkinkan helikopter mengangkut muatan yang lebih berat dan banyak dalam sekali terbang. Hal ini diharapkan dapat mempercepat sampainya bantuan krusial ke titik-titik isolasi yang sulit dijangkau melalui jalur darat. Presiden secara spesifik menanyakan ketersediaan alat tersebut kepada jajarannya demi memastikan percepatan operasi kemanusiaan.​

Laporan Situasi dari BNPB​

Merespons arahan Presiden, Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Letjen TNI Suharyanto, melaporkan perkembangan terkini di lapangan. Ia memastikan bahwa akses bantuan logistik telah berhasil menembus seluruh daerah yang terisolasi. Namun, Suharyanto mengakui adanya tantangan volume bantuan. Mengingat distribusi ke area terisolasi sepenuhnya bergantung pada transportasi udara yang memiliki batasan kapasitas angkut, jumlah logistik yang diterima warga masih perlu terus ditambah secara berkala.​

Suharyanto juga memaparkan perbaikan dalam prosedur pengiriman bantuan udara. Saat ini, metode yang digunakan adalah pendaratan helikopter (landing) atau teknik airdrop yang menggunakan payung udara (parasut). Ia menegaskan bahwa prosedur melempar bantuan langsung dari udara tanpa pengaman sudah tidak lagi dilakukan demi keamanan warga di bawah dan keutuhan barang bantuan.​

Krisis Kesehatan dan Bantuan Medis Lintas Wilayah

​Selain isu logistik, rapat juga membahas ancaman penyakit yang mulai menyerang para pengungsi. Menteri Sekretaris Negara, Prasetyo Hadi, menyoroti kondisi fasilitas kesehatan setempat yang lumpuh. Dalam bencana banjir kali ini, banyak rumah sakit dan tenaga kesehatan lokal yang turut menjadi korban, sehingga kapasitas pelayanan medis menurun drastis.​

Foto: Liputan6.com

Oleh karena itu, pemerintah merencanakan skema perbantuan tenaga medis dari luar daerah. Langkah ini dinilai krusial untuk mengisi kekosongan pelayanan kesehatan dan menangani berbagai penyakit yang muncul akibat buruknya sanitasi lingkungan pascabanjir.​

Sinergi Lintas Sektoral​

Keseriusan pemerintah dalam menangani bencana ini terlihat dari hadirnya sejumlah pejabat tinggi negara. Rapat ini dihadiri oleh jajaran menteri strategis, antara lain Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia Pratikno, Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin, Menteri Luar Negeri Sugiono, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian, hingga Menteri Pekerjaan Umum Dody Hanggodo.

​Turut hadir pula unsur keamanan tertinggi negara yakni Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto dan Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo, serta Gubernur Aceh Muzakir Manaf (Mualem) selaku tuan rumah dan pemimpin wilayah terdampak. Kehadiran lintas sektor ini menunjukkan pendekatan menyeluruh pemerintah, mulai dari infrastruktur, pertahanan, kesehatan, hingga sosial dalam menanggulangi bencana di Sumatra.

Continue Reading
Click to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *