Connect with us

Nasional

Prabowo akan Terbitkan Perpres Tata Kelola MBG: SPPG Harus Punya Chef Terlatih, Makanan Diuji Dulu

Published

on

Jakarta (usmtv) – Presiden Prabowo Subianto akan menerbitkan Peraturan Presiden (Perpres) tentang Tata Kelola Makan Bergizi Gratis (MBG). Langkah strategis ini bertujuan untuk mengatasi berbagai isu dan menyempurnakan pelaksanaan program MBG, terutama setelah maraknya kasus keracunan. Kepala Badan Gizi Nasional (BGN), Dadan Hindayana, menyatakan Perpres ini diharapkan selesai dan ditandatangani Presiden pada pekan ini.


Peningkatan Tata Kelola dan Keamanan Pangan

Perpres Tata Kelola MBG akan mencakup pengaturan komprehensif mulai dari makanan, sanitasi, kebersihan, hingga penanganan korban keracunan, serta mengantisipasi kebutuhan rantai pasok yang terus membesar seiring meluasnya program. Dadan Hindayana menegaskan bahwa dukungan untuk perbaikan program MBG sudah sangat mendesak (urgen).

Untuk menjamin kualitas dan keamanan makanan, BGN telah menginstruksikan kepada seluruh Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) agar didampingi oleh juru masak yang terlatih. Hal ini menanggapi fakta bahwa selama ini banyak SPPG yang belum memiliki ahli masak bersertifikasi. Selain itu, setiap SPPG juga diinstruksikan untuk memiliki alat penguji makanan sebelum didistribusikan. Pengawasan juga akan diperkuat dengan melibatkan Puskesmas dan UKS untuk penanganan darurat dan mitigasi kesehatan. Komite Sekolah pun akan dilibatkan dalam pengawasan, dan pelatihan berulang bagi penjamah makanan akan dilakukan setiap dua bulan.


Tanggapan Presiden Terhadap Kasus Keracunan

Presiden Prabowo Subianto secara terbuka menanggapi kasus keracunan MBG yang terjadi di beberapa wilayah. Ia mengakui adanya kekurangan tersebut, namun menekankan bahwa persentasenya sangat kecil, yakni hanya 0,0017 persen dari total makanan yang telah didistribusikan. Hingga hari itu, program MBG telah melayani hampir 30 juta penerima manfaat (anak-anak dan ibu hamil).

Meskipun persentasenya kecil, Prabowo menyatakan tidak puas dan melihat kasus ini sebagai cambuk untuk perbaikan. Ia membandingkan capaian Indonesia dengan Brasil, yang membutuhkan 11 tahun untuk mencapai 47 juta penerima, sementara Indonesia mencapai 30 juta penerima dalam 11 bulan. Prabowo menegaskan bahwa di balik kekurangan, manfaat program MBG jauh lebih besar, terutama bagi anak-anak di daerah yang kesulitan pangan. Program ini membuktikan bahwa pemerintah mampu memberikan bantuan gizi yang sangat dibutuhkan rakyat.

Continue Reading
Click to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *