Connect with us

Nasional

Pergeseran Episentrum Urban Global: PBB Menetapkan Jakarta sebagai Wilayah Metropolitan dengan Populasi Terbesar di Dunia

Published

on

Semarang (usmnews) – Dalam sebuah tonggak sejarah demografis yang signifikan, Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) telah merilis data terbaru yang menobatkan Jakarta sebagai wilayah metropolitan dengan populasi terbesar di planet ini. Pencapaian ini menandai pergeseran besar dalam tatanan kota-kota dunia, karena ibu kota Indonesia ini secara resmi telah melampaui Tokyo, Jepang, yang telah memegang predikat sebagai megacity terpadat di dunia selama beberapa dekade.

Penting untuk dipahami bahwa predikat ini tidak mengacu pada batas administratif Kota DKI Jakarta saja. Sebaliknya, PBB mengukur apa yang dikenal sebagai “kawasan aglomerasi urban” atau wilayah metropolitan. Dalam konteks Jakarta, ini mencakup wilayah raksasa yang dikenal sebagai Jabodetabek (Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi).

Selama puluhan tahun, wilayah metropolitan Tokyo, yang mencakup area seperti Yokohama dan Chiba, menjadi simbol utama urbanisasi skala besar. Namun, data PBB yang baru menunjukkan bahwa pertumbuhan populasi di kawasan Tokyo telah melambat secara signifikan, bahkan cenderung stagnan. Hal ini sejalan dengan tren demografi Jepang secara keseluruhan, yang ditandai dengan populasi menua dan angka kelahiran yang rendah.

Di sisi lain, Jabodetabek mengalami lintasan yang berlawanan. Kawasan ini telah menjadi magnet utama bagi migrasi internal di Indonesia selama lebih dari setengah abad. Jutaan orang dari seluruh penjuru nusantara telah pindah ke kawasan ini untuk mencari pekerjaan, pendidikan, dan peluang ekonomi. Pertumbuhan populasi yang eksplosif ini tidak hanya terjadi di Jakarta, tetapi juga di kota-kota satelit di sekitarnya seperti Bekasi dan Tangerang, yang telah berubah dari daerah pinggiran menjadi kota-kota besar yang mandiri.

Di satu sisi, ini adalah bukti tak terbantahkan dari peran sentral Jabodetabek sebagai mesin ekonomi Indonesia. Wilayah ini menyumbang sebagian besar PDB negara, menjadi pusat keuangan, komersial, dan industri. Ukuran populasi yang masif ini menciptakan pasar konsumen yang luar biasa besar dan kumpulan tenaga kerja yang dinamis.

Status baru yang dirilis PBB ini memberikan konteks yang lebih mendesak bagi proyek ambisius pemerintah Indonesia: pemindahan ibu kota negara ke Nusantara (IKN). Langkah strategis ini, salah satunya, didorong oleh kesadaran bahwa beban yang ditanggung oleh Jabodetabek sebagai pusat populasi dan pemerintahan sudah tidak berkelanjutan lagi.

Continue Reading
Click to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *