Entertainment
Peran Kriminal dan Asisten dalam Kematian Tragis Matthew Perry

(usmnews) – Departemen Kehakiman mengungkapkan keterlibatan jaringan kriminal dalam kematian aktor terkenal Matthew Perry pada 28 Oktober 2023. Jaringan tersebut dilaporkan memasok ketamin secara berlebihan dan ilegal, yang akhirnya menyebabkan kematian Perry.
Lima orang dari jaringan tersebut telah ditangkap, termasuk dokter Salvador Plasencia, pengedar narkoba Jasveen Sangha, asisten pribadi Perry Kenneth Iwamasa, dokter Mark Chavez, serta broker Erik Fleming.
Para tersangka didakwa atas tuduhan mengeksploitasi Perry dengan menjual ketamin kepadanya. Chavez, Iwamasa, dan Fleming telah mengaku bersalah atas berbagai dakwaan.
“Jaringan ini terdiri dari berbagai peran, termasuk asisten pribadi, perantara, dua dokter, serta pemasok utama yang dikenal sebagai ‘The Ketamin Queen,'” kata Jaksa AS Martin Estrada saat mengumumkan dakwaan.
Menurut Estrada, para tersangka memanfaatkan ketergantungan Perry untuk keuntungan pribadi, meskipun mereka menyadari risiko yang dihadapi Perry. “Mereka lebih tertarik pada keuntungan pribadi daripada kesejahteraan Perry,” ucap Estrada, seperti yang dilaporkan Variety pada Kamis (15/8).
Selama dua bulan pada musim gugur 2023, sekitar 20 botol ketamin didistribusikan kepada Perry dengan imbalan uang tunai sebesar $55.000, atau sekitar Rp867,5 juta.
Dalam pesan teks yang diungkap oleh penyelidikan, dokter Plasencia bahkan mengejek Perry dengan menyebutnya “orang tolol” yang bersedia membayar harga tinggi. Pada satu kesempatan, Plasencia menyuntikkan Perry dengan ketamin ilegal dan menyaksikan reaksi buruk pada tubuh aktor tersebut, namun tetap meninggalkan botol tambahan untuk diberikan oleh Iwamasa kepada Perry, meskipun Iwamasa tidak memiliki pelatihan medis.
Plasencia diketahui memberi tahu pasien lain bahwa Perry semakin tidak terkendali karena kecanduannya, tetapi tetap menawarkan ketamin kepada aktor tersebut. Kondisi kecanduan Perry yang semakin buruk membuat Chavez mencari sumber ketamin ilegal tambahan dari pengedar jalanan, yang akhirnya berujung pada kematian tragis Perry.
Menurut Badan Penegakan Narkoba (DEA), para dokter menagih Perry hingga $2.000 per botol, padahal harga asli dari pemasok hanya sekitar $12.
Para tersangka mengakui bahwa tindakan mereka tidak etis dan ilegal. Sangha, yang dikenal sebagai The Ketamin Queen, bahkan meminta Fleming untuk menghapus semua pesan setelah kematian Perry. Plasencia juga memalsukan catatan medis untuk menutupi tindakan ilegalnya. Ia menghadapi ancaman hukuman penjara maksimal 120 tahun.
Penyelidikan juga mengungkap bahwa Sangha memiliki pusat penjualan narkoba di rumahnya dengan puluhan botol ketamin dan ribuan pil narkoba lainnya. Sangha menghadapi hukuman minimal 10 tahun dan maksimal penjara seumur hidup.
“Melalui dakwaan serius ini, kami memberikan pesan jelas bahwa siapapun yang terlibat dalam perdagangan obat-obatan berbahaya akan dimintai pertanggungjawaban,” kata hakim Estrada.
Matthew Perry ditemukan meninggal di bak mandi air panas rumahnya di Los Angeles pada 28 Oktober 2023. Ketamin ditemukan dalam sistem tubuhnya, dan kematian Perry awalnya dinyatakan sebagai overdosis yang tidak disengaja. Namun, pada Mei 2024, penyelidikan lebih lanjut mengungkap adanya keterlibatan jaringan kriminal dalam kematiannya.
Petugas yang pertama kali tiba di rumah Perry awalnya merespons laporan serangan jantung, tetapi pemeriksaan forensik kemudian mengungkap bahwa Perry meninggal akibat “efek akut ketamin,” serta tenggelam dan masalah kesehatan lainnya.
Perry diketahui telah menjalani terapi ketamin untuk mengatasi depresi dan kecemasan sebelum kematiannya. Laporan toksikologi mengungkap bahwa kadar ketamin yang ditemukan dalam tubuhnya mencapai tingkat yang berpotensi mematikan karena stimulasi kardiovaskular yang berlebihan dan depresi pernapasan.