Education

Penyusunan Modul Ajar Berdiferensiasi Berbasis AI Bagi Guru SMA Advent Semarang

Published

on

SEMARANG- SMA Advent Semarang menjadi lokasi pelaksanaan kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat (PkM) bertema “Pemanfaatan Artificial Intelligence (AI) dalam Penyusunan Modul Ajar Berdiferensiasi bagi Guru” pada Kamis, 27 November 2025.

Kegiatan ini diikuti oleh para guru yang antusias mempelajari teknologi kecerdasan buatan sebagai alat bantu inovatif dalam merancang pembelajaran yang lebih adaptif dan sesuai kebutuhan siswa.

Kegiatan ini dilaksanakan sebagai upaya mendorong guru-guru untuk mampu mengintegrasikan perkembangan teknologi, khususnya AI, ke dalam proses pembelajaran. Pemanfaatan AI dianggap menjadi solusi strategis dalam membantu guru menyusun modul ajar berdiferensiasi secara lebih efektif, efisien, dan tepat sasaran. Dengan adanya teknologi tersebut, guru dapat menyesuaikan materi, metode, maupun bentuk asesmen berdasarkan profil belajar peserta didik sehingga pembelajaran lebih personal dan berkualitas.

Tim PkM dalam kegiatan ini dipimpin oleh Yulinda Kusumaningrum, S.Pd., M.Pd., dengan anggota Charis Maulana, S.Pd., M.Pd., Whisnumurti Adhiwibowo, S.T., M.Kom., dan Lenny Margaretta Huizen, S.Kom., M.Kom. Seluruh tim berperan aktif dalam memberikan materi dan pendampingan kepada peserta selama kegiatan berlangsung.

Rangkaian kegiatan terdiri atas tiga bagian utama. Pertama, penyampaian materi mengenai konsep dasar AI serta penerapannya dalam penyusunan modul ajar berdiferensiasi sesuai Kurikulum Merdeka. Kedua, sesi praktik di mana guru memanfaatkan berbagai platform AI untuk membuat tujuan pembelajaran, langkah pembelajaran, lembar kerja peserta didik (LKPD), serta asesmen yang disesuaikan dengan kebutuhan siswa. Ketiga, sesi diskusi yang memberikan ruang tanya jawab, berbagi pengalaman, serta eksplorasi tantangan dan peluang dalam pemanfaatan AI di lingkungan sekolah.

Kegiatan ini memberikan dampak positif bagi peserta. Para guru memperoleh pemahaman baru mengenai bagaimana teknologi AI dapat digunakan untuk merancang modul ajar yang lebih kreatif, variatif, dan responsif terhadap perbedaan kemampuan siswa. Selain itu, guru menjadi lebih percaya diri dalam mengadopsi teknologi pembelajaran untuk meningkatkan kualitas proses belajar-mengajar.

Menurut Yulinda Kusumaningrum, S.Pd., M.Pd., selaku ketua tim,

Kami berharap pelatihan ini dapat membuka wawasan para guru bahwa AI bukanlah sesuatu yang rumit atau mengancam profesi pendidik, tetapi justru alat bantu yang mempercepat pekerjaan sekaligus meningkatkan kualitas pembelajaran.”

Sementara itu, salah satu peserta menyampaikan kesan positifnya terhadap kegiatan ini.

Pelatihan ini sangat membantu kami memahami cara membuat modul ajar berdiferensiasi dengan lebih cepat dan terstruktur. AI benar-benar memudahkan proses yang sebelumnya memakan waktu lama,” ujarnya.

Dengan terselenggaranya kegiatan ini, tim PkM berharap kolaborasi antara perguruan tinggi dan sekolah dapat terus berlanjut dalam upaya meningkatkan kompetensi guru dan kualitas pendidikan. Kegiatan ini juga menjadi bentuk komitmen perguruan tinggi dalam mendukung transformasi digital di dunia pendidikan melalui pemanfaatan teknologi yang relevan dan tepat guna.

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Trending

Exit mobile version