Nasional
Peningkatan Kewaspadaan Cuaca Ekstrem dan Gelombang Tinggi di Sulawesi Selatan Jelang Akhir Tahun 2025

Semarang (usmnews) – Dikutip dari kompas.com Menjelang penutupan tahun 2025, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Sulawesi Selatan mengeluarkan imbauan tegas kepada masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan, khususnya bagi mereka yang berencana melakukan aktivitas di perairan. Langkah ini diambil menyusul peringatan dini yang dirilis oleh Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengenai potensi cuaca ekstrem yang diprediksi melanda wilayah tersebut pada penghujung Desember. Kepala BPBD Sulawesi Selatan, Amson Padolo, pada Senin (29/12/2025), menjelaskan bahwa berdasarkan analisis data BMKG untuk dasarian ketiga bulan Desember (periode 21 hingga 31 Desember 2025), kondisi atmosfer di sejumlah wilayah Sulawesi Selatan menunjukkan tanda-tanda yang mengkhawatirkan. Beberapa daerah telah dipetakan masuk ke dalam kategori peringatan Waspada, Siaga, hingga status tertinggi yakni Awas. Wilayah yang menjadi fokus perhatian utama karena status kerawanannya meliputi Kabupaten Barru, Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan (Pangkep), Kabupaten Maros, serta Kota Makassar. Potensi cuaca ekstrem ini diprediksi akan bermanifestasi dalam bentuk hujan dengan intensitas sedang hingga lebat yang sering kali disertai kilat atau petir serta angin kencang.
Kombinasi fenomena atmosfer ini dikhawatirkan akan berdampak langsung pada kondisi maritim, yakni terjadinya peningkatan tinggi gelombang laut yang signifikan. Amson menekankan bahwa perairan di sekitar Kabupaten Pangkep dan wilayah pesisir lainnya memiliki risiko paling tinggi, sehingga sangat membahayakan bagi aktivitas pelayaran maupun transportasi laut rakyat. Kekhawatiran ini bukan tanpa alasan. Cuaca buruk yang melanda perairan Sulawesi Selatan baru-baru ini telah memakan korban. Sebuah insiden tragis dilaporkan terjadi di perairan Pulau Sarappo, Kabupaten Pangkep, di mana sebuah kapal motor karam akibat hantaman cuaca ekstrem. Peristiwa nahas tersebut mengakibatkan tiga orang meninggal dunia, di mana salah satu korbannya teridentifikasi sebagai Camat Liukang Tupabbiring. Atas kejadian memilukan ini, pihak BPBD Sulsel menyampaikan rasa duka cita yang mendalam. Belajar dari insiden tersebut, BPBD Sulsel meminta dengan sangat agar para nelayan dan masyarakat yang hendak bepergian melalui jalur laut untuk lebih disiplin dalam memantau informasi cuaca.

Amson menegaskan pentingnya berkoordinasi dengan otoritas pelabuhan atau Syahbandar sebelum memutuskan untuk berlayar. Masyarakat diwajibkan mengikuti petunjuk resmi dan melaporkan rencana perjalanan mereka demi keselamatan bersama. Selain itu, peringatan juga ditujukan kepada para pengelola objek wisata bahari di zona-zona rawan (waspada hingga awas) untuk membatasi aktivitas wisata air guna mencegah kecelakaan. Dari sisi teknis meteorologi, Prakirawan BMKG, Nur Asia Utami, memaparkan bahwa peringatan dini cuaca ekstrem diterbitkan ketika curah hujan diprediksi melampaui intensitas 100 milimeter per hari. Saat ini, BMKG Sulsel terus memperbarui informasi peringatan dini harian terkait potensi hujan lebat dan cuaca berisiko lainnya.
Secara umum, langit Sulawesi Selatan diprediksi akan berawan dengan potensi hujan ringan, namun kewaspadaan ekstra diperlukan di wilayah pesisir. Di area ini, hujan ringan hingga sedang dapat turun disertai angin kencang yang kecepatannya diperkirakan mampu mencapai 40 kilometer per jam.Intensitas hujan yang lebih tinggi diprediksi terjadi pada dini hari hingga pagi hari, meskipun tidak menutup kemungkinan dapat berlangsung sepanjang hari. Oleh karena itu, masyarakat diimbau untuk tetap waspada terhadap risiko bencana hidrometeorologi seperti banjir, terutama saat merayakan pergantian tahun baru.







