Tech
Pendiri AI Google Tegaskan AI Bisa Membuat Gelar Dokter dan Pengacara Sia-sia

Semarang (usmnews) – Pelopor kecerdasan buatan di Google menegaskan AI siap merebut masa depan calon dokter dan pengacara.
Dalam wawancara dengan Business Insider, Jad Tarifi, pendiri Integral AI, menegaskan AI bisa segera menyingkirkan nilai gelar hukum dan kedokteran.
Tarifi menegaskan, jangan ambil gelar PhD kecuali benar-benar terobsesi pada bidang ilmunya.
Tarifi, lulusan PhD AI 2012, menilai kini lebih baik fokus pada topik khusus seperti AI untuk biologi daripada mengejar gelar.
“Pendidikan tinggi terancam punah, masa depan menuntut perspektif unik, kecerdasan emosional, dan ikatan manusia, bukan gelar,” ujarnya.
Tarifi mendorong kaum muda fokus membangun koneksi mendalam dengan orang lain dan memperkuat hubungan dengan diri sendiri.
Menurutnya, mengejar gelar dokter atau pengacara hanya membuang waktu karena AI berevolusi lebih cepat.
Ia menilai sistem medis saat ini ketinggalan zaman karena pendidikan kedokteran masih berbasis hafalan.
Tarifi menegaskan pendidikan tinggi gagal mengikuti AI, sementara biaya mahal dan kurikulum usang membuat tenaga kerja tak siap.
Mark Zuckerberg menilai perguruan tinggi gagal menyiapkan orang untuk pekerjaan saat ini dan menambah beban lewat utang mahasiswa.
CEO OpenAI Sam Altman mengklaim model AI terbaru perusahaannya sudah mampu bekerja setara dengan lulusan PhD.
Altman menegaskan GPT-5 berbicara layaknya pakar PhD di berbagai bidang dan menyebut kehadirannya mustahil dibayangkan di era lain.