Nasional
Pendaki 17 Tahun Meninggal Dievakuasi Usai Jatuh di Gunung Rinjani
Jakarta (usmnews) di kutip dari CNN indonesia Sebuah insiden tragis menyelimuti kawasan Taman Nasional Gunung Rinjani (TNGR), Lombok, Nusa Tenggara Barat, ketika seorang pendaki muda berusia 17 tahun dilaporkan meninggal dunia setelah mengalami kecelakaan fatal. Korban, yang teridentifikasi bernama Ilmi Cahyadi, dilaporkan terjatuh saat melakukan pendakian di salah satu jalur resmi, yaitu Jalur Aik Berik.
Peristiwa nahas ini terjadi pada hari Rabu (10/12) malam, yang kemudian memicu operasi pencarian dan evakuasi mendesak oleh tim gabungan. Pihak berwenang dan tim penyelamat menerima laporan awal mengenai kecelakaan tersebut pada hari yang sama, tepatnya pada Rabu pagi. Laporan resmi masuk melalui Balai Taman Nasional Gunung Rinjani (TNGR) kepada tim SAR setempat, menggarisbawahi perlunya respons cepat mengingat medan yang sulit dan berbahaya.
Korban, Ilmi Cahyadi, diketahui merupakan warga lokal dari Lombok Tengah, tepatnya berasal dari Dusun Lingkok Kudung, Desa Seteling, Kecamatan Batukliang Utara. Keterlibatan warga lokal dalam pendakian, baik sebagai porter, pemandu, maupun pendaki rekreasi, memang cukup umum di kawasan Rinjani. Namun, hal ini tidak mengurangi risiko bahaya yang melekat pada gunung berapi aktif kedua tertinggi di Indonesia ini.
Proses Evakuasi yang Menantang
Tim SAR gabungan, yang dikoordinasikan oleh Tim Rescue SAR Mataram, segera bergerak cepat setelah menerima laporan. Koordinator Lapangan Tim Rescue SAR Mataram, I Gde Eka Suarjana, mengonfirmasi bahwa timnya menerima laporan tersebut dari pihak TNGR. Mengingat waktu kejadian yang berdekatan dengan malam hari dan potensi medan yang curam serta kondisi cuaca yang tidak menentu di ketinggian, operasi evakuasi ini dipastikan menghadapi tantangan yang signifikan.
Jalur Aik Berik sendiri dikenal memiliki karakter medan yang beragam, mulai dari hutan tropis lebat hingga tanjakan terjal. Kecelakaan fatal seperti terjatuh seringkali terjadi akibat hilangnya pijakan, kelelahan ekstrem, atau kondisi jalur yang licin akibat hujan atau embun. Meskipun detail spesifik mengenai kronologi jatuhnya korban belum dirilis secara mendalam, lokasi dan kondisi jalur seringkali menjadi faktor penentu dalam tragedi pendakian.
Setelah upaya keras tim SAR yang bekerja sama dengan berbagai elemen, termasuk petugas TNGR dan relawan lokal, jenazah Ilmi Cahyadi akhirnya berhasil dievakuasi keluar dari kawasan gunung. Proses evakuasi yang berhasil diselesaikan pada Rabu malam tersebut menandai akhir dari operasi SAR.
Penyerahan Jenazah kepada Keluarga
Setelah berhasil dievakuasi turun dan menjalani prosedur yang diperlukan, jenazah almarhum Ilmi Cahyadi segera diserahkan kepada pihak keluarga. Penyerahan ini dilakukan di lokasi yang telah ditentukan, memberikan kesempatan bagi keluarga di Dusun Lingkok Kudung untuk menyambut dan mengurus jenazah korban. Peristiwa ini tentu membawa duka mendalam bagi komunitas di Desa Seteling, yang harus kehilangan salah satu pemuda mereka dalam sebuah kecelakaan saat menikmati keindahan alam pegunungan.
Tragedi ini sekali lagi menjadi pengingat penting bagi semua pihak, baik pengelola taman nasional maupun para pendaki, mengenai pentingnya **keselamatan, perencanaan matang, dan kepatuhan terhadap prosedur pendakian**. Pihak TNGR dan tim SAR secara rutin mengingatkan pendaki untuk selalu memeriksa perlengkapan, kondisi fisik, dan cuaca sebelum melakukan pendakian, terutama di gunung yang memiliki tingkat kesulitan tinggi seperti Rinjani.