Nasional
Pelaksanaan PON Aceh-Sumut Semrawut Berujung Permintaan Maaf Menpora

JAKARTA (usmnews)– Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Dito Ariotedjo menyampaikan permintaan maaf terkait sejumlah permasalahan yang terjadi dalam penyelenggaraan Pekan Olahraga Nasional (PON) XXI 2024 di Aceh dan Sumatera Utara. Ajang olahraga multicabang yang berlangsung dari 8-20 September 2024 ini dinilai tidak berjalan sesuai harapan, terutama terkait infrastruktur, akomodasi, dan pelayanan bagi atlet serta ofisial.
“Ini memang saya harus mohon maaf, mungkin ada koordinasi yang kurang dan agak terlambat waktunya,” kata Dito di Gedung MPR/DPR RI, Jakarta, Kamis (12/9/2024). Meskipun ia mengklaim bahwa venue olahraga yang tersebar di Aceh dan Sumut hampir rampung 100 persen, Dito mengakui bahwa banyak akses menuju venue yang masih bermasalah.
Venue Voli Berlumpur
Salah satu contoh permasalahan yang terjadi adalah GOR Voli Indoor di Sumut Sport Center, di mana akses menuju venue tersebut belum selesai. Berdasarkan pantauan, kondisi sekitar GOR dipenuhi genangan air, lumpur, serpihan triplek, dan potongan kayu yang berserakan. Hal ini mengganggu kenyamanan para pemain, pelatih, dan ofisial tim yang sedang berlatih karena adanya debu di arena.
Dito menjelaskan bahwa kondisi berlumpur tersebut disebabkan oleh hujan yang mengguyur daerah setempat. Ia menegaskan bahwa meskipun venue voli sudah siap digunakan, akses jalan yang belum rampung membuat area sekitar venue menjadi tidak layak. Untuk mengatasi masalah ini, Dito berkoordinasi dengan Menteri PUPR Basuki Hadimuljono, dan pusat akhirnya turun tangan memperbaiki akses jalan menuju venue. Dilansir dari KOMPAS.com
Masalah Makanan Tidak Layak
Tidak hanya infrastruktur, permasalahan juga muncul dalam hal pelayanan dan makanan bagi para atlet. Koordinator Wilayah Aceh Sekretariat Kontingen Kalimantan Tengah, Mikhael Agusta, menyebutkan bahwa beberapa atlet dari cabang olahraga panahan dan panjat tebing sering mengalami keterlambatan dalam menerima konsumsi. Contohnya, Kontingen Kalteng yang berada di Banda Aceh baru menerima makan malam pada pukul 22.30 WIB dan sarapan pukul 09.50 WIB, yang mengganggu persiapan mereka.
Menpora Dito mengakui bahwa makanan yang disediakan untuk para atlet sangat tidak layak dan tidak sesuai standar. Ia menegaskan bahwa pelayanan makanan merupakan tanggung jawab pemerintah daerah, namun pusat tetap berkoordinasi untuk menyelesaikan permasalahan ini.
Dugaan Penyelewengan Dana
Selain meminta maaf, Dito juga berkoordinasi dengan Kejaksaan Agung dan Badan Reserse Kriminal (Bareskrim) Polri untuk menangani dugaan penyelewengan dana dalam penyelenggaraan PON XXI 2024 di Aceh dan Sumut. Menpora berharap agar kepolisian dan kejaksaan dapat melakukan pendampingan dan memastikan transparansi pengelolaan anggaran untuk mencegah praktik-praktik korupsi.
Menurut Wakil Direktur Tindak Pidana Korupsi Bareskrim Polri, Kombes Pol Arief Adiharsa, pihaknya akan melakukan penelaahan dan klarifikasi terhadap laporan dugaan penyelewengan tersebut. Pendampingan ini dinilai sebagai langkah strategis untuk memastikan bahwa PON XXI di Aceh-Sumut bebas dari praktik-praktik yang merugikan keuangan negara dan menjaga integritas ajang olahraga nasional tersebut.