Nasional
Orang Tua di Cipongkor Kapok Berat dengan MBG: Mending Disetop Saja
Bandung, (USMNEWS),- Dikutip dari CNN Indonesia,Ratusan Siswa di Bandung Barat Keracunan Program Makanan Bergizi Gratis (MBG)Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat mencatat lonjakan drastis kasus keracunan makanan yang menimpa ratusan siswa di Kecamatan Cipongkor dan Cihampelas, Kabupaten Bandung Barat. Dalam kurun waktu dua hari, total korban mencapai 842 siswa. Rinciannya, 393 siswa di Cipongkor mengalami keracunan pada Senin (22/9) hingga Selasa (23/9).
Kemudian, pada Rabu (24/9), 449 siswa lainnya di Cipongkor dan Cihampelas juga menjadi korban.Peristiwa ini menimbulkan kekhawatiran mendalam bagi para orang tua. Banyak di antara mereka yang sudah memperingatkan anak-anaknya untuk tidak mengonsumsi makanan dari program tersebut, namun sayangnya, insiden serupa kembali terulang. Maman (55), seorang warga Cilimus yang anaknya bersekolah di MTS Muslimah, Cipongkor, menceritakan bahwa ia sudah mewanti-wanti putranya setelah kasus keracunan sebelumnya.
Namun, putranya tetap mengonsumsi makanan itu dan akhirnya menjadi korban.Maman menyampaikan pandangannya bahwa program MBG sebaiknya dihentikan. Menurutnya, alokasi anggaran lebih baik diserahkan langsung kepada orang tua siswa. Ia meyakini bahwa jika makanan diolah oleh orang tua di rumah, kebersihan dan kualitasnya akan lebih terjamin.
“Mending ditutup saja, kasih uangnya. Kalau dimasak sama orang tua, jelas dan pasti sehat,” tegas Maman saat ditemui di Posko Kecamatan Cipongkor.Sentimen serupa juga diungkapkan oleh Titin Marlina (40), warga Kampung Baranangsiang, Cipongkor. Anaknya yang bersekolah di SMK Karya Perjuangan menjadi salah satu korban keracunan. Titin sempat menghubungi anaknya setelah mendapat kabar keracunan massal, tetapi tidak ada jawaban. Ia baru mendapatkan konfirmasi dari pihak sekolah bahwa anaknya menjadi korban.
Merasa kecewa dan khawatir, Titin menyatakan dengan tegas, “Mending diberhentikan, mending diganti sama uang.”Anak Titin, Lisa (16), yang mengalami gejala pusing, mual, dan sesak napas, juga mengungkapkan keengganannya untuk kembali mengonsumsi makanan dari program tersebut.
“Udah enggak mau ah, kapok,” katanya singkat. Kondisi Lisa, yang mencoba muntah namun tidak berhasil, menunjukkan gejala yang cukup serius.Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Kesehatan Bandung Barat, Lia N. Sukandar, membenarkan jumlah total korban keracunan yang mencapai 842 orang.
Meskipun jumlah korban pada insiden kedua ini lebih banyak, Lia mengklaim bahwa penanganan medis sudah lebih baik berkat bantuan tenaga medis dan fasilitas tambahan. Ia juga mengungkapkan bahwa sejumlah korban harus dirujuk ke rumah sakit, terutama yang mengalami gejala parah seperti kejang, dehidrasi berat, dan penurunan kesadaran.Lia menambahkan bahwa RSUD Cililin sempat menutup akses karena terlalu penuh, sehingga pasien dialihkan ke rumah sakit lain.
Saat ini, pihak Dinkes sudah mengambil sampel muntahan dan sisa makanan untuk diselidiki di laboratorium guna mengetahui penyebab pasti dari keracunan massal ini. Peristiwa ini menjadi sorotan serius dan menimbulkan pertanyaan besar mengenai standar keamanan dan kualitas program MBG yang seharusnya bertujuan untuk menyehatkan anak-anak.