Business
Optimisme Konstruksi BUMN: Strategi dan Target Ambisius PT PP Menuju Tahun 2026
Semarang (usmnews) – Dikutip dari Liputan6, Memasuki tahun 2026, salah satu raksasa konstruksi dan investasi milik negara, PT PP (Persero) Tbk, telah menetapkan peta jalan yang jelas untuk memperkuat posisi mereka di industri infrastruktur nasional.
Perusahaan secara resmi mematok target perolehan kontrak baru sebesar Rp 23,5 triliun dengan ekspektasi pendapatan mencapai Rp 16 triliun. Target ini mencerminkan sikap optimisme yang dibarengi dengan strategi manajemen risiko yang lebih ketat guna menjaga kesehatan finansial perusahaan.
Transformasi Strategi: Mengutamakan Kualitas Kontrak
Salah satu poin krusial dalam rencana kerja PT PP tahun 2026 adalah pergeseran fokus dari sekadar mengejar volume proyek menuju kualitas margin. Perusahaan akan menerapkan kebijakan selective bidding, yakni lebih selektif dalam memilih proyek yang akan diikuti tendernya. Strategi ini bertujuan untuk memastikan bahwa setiap kontrak baru memiliki kepastian pembayaran yang baik dan tingkat keuntungan yang sehat, sehingga dapat meminimalisir risiko piutang macet yang sering menghantui industri konstruksi.
Fokus Sektor dan Pengembangan Infrastruktur
PT PP akan tetap mengandalkan lini bisnis utamanya di bidang konstruksi sebagai mesin pertumbuhan. Fokus utama mereka mencakup:
- Infrastruktur Masif: Pembangunan jalan tol, jembatan, dan bendungan yang masih menjadi prioritas agenda pembangunan nasional.
- Gedung Spesialisasi: Pembangunan fasilitas publik, perkantoran, dan hunian dengan standar efisiensi tinggi.
- Industri dan Energi: Merambah ke proyek-proyek pembangkit energi dan kawasan industri yang mulai tumbuh pesat seiring dengan tren hilirisasi di Indonesia.
Penguatan Neraca Keuangan melalui Divestasi
Selain mengejar target pendapatan, PT PP juga fokus pada perbaikan struktur permodalan dan likuiditas. Salah satu langkah strategis yang akan digencarkan pada tahun 2026 adalah program divestasi aset.
Perusahaan berencana melepaskan kepemilikan saham di beberapa entitas anak atau aset non-inti, seperti jalan tol yang sudah beroperasi atau aset properti tertentu. Hasil dari divestasi ini nantinya akan digunakan untuk mengurangi beban utang (deleveraging) dan menambah modal kerja untuk proyek-proyek baru yang lebih produktif.
Alokasi Belanja Modal (CapEx) yang Terukur
Terkait belanja modal atau Capital Expenditure (CapEx), PT PP memilih untuk lebih konservatif. Alokasi dana akan lebih banyak diarahkan untuk penyelesaian proyek-proyek investasi yang sedang berjalan dibandingkan memulai investasi baru yang padat modal. Hal ini dilakukan agar arus kas perusahaan tetap stabil dan tidak terbebani oleh pengeluaran modal yang belum memberikan imbal hasil instan.
Dengan kombinasi antara target kontrak yang besar, selektivitas proyek, dan pembersihan neraca keuangan, PT PP berharap tahun 2026 akan menjadi tahun penguatan fondasi untuk pertumbuhan berkelanjutan di masa depan.