Connect with us

International

Netanyahu Tegaskan Tidak Ada Perubahan dalam Status Quo Masjid Al-Aqsa

Published

on

Netanyahu Tegaskan Tidak Ada Perubahan dalam Status Quo Masjid Al-Aqsa

GAZA (usmnews) – Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, menegaskan kembali bahwa tidak ada perubahan dan tidak akan ada perubahan dalam status quo kompleks Masjid Al-Aqsa di Yerusalem. Pernyataan ini disampaikan dalam rapat kabinet, menanggapi kekhawatiran atas kunjungan Menteri Keamanan Nasional sayap kanan, Itamar Ben-Gvir, ke kompleks tersebut bulan lalu. Netanyahu menekankan bahwa para menteri pemerintah Israel tidak boleh mengunjungi situs suci tersebut tanpa izin resmi dari sekretaris militer Perdana Menteri.

Kunjungan Ben-Gvir, yang didampingi penjaga bersenjata dan pemukim Yahudi yang melakukan ritual Talmud di tempat suci umat Islam itu, memicu kecaman dari berbagai pihak, termasuk komunitas internasional dan Palestina. Ben-Gvir juga diketahui mendukung pembangunan sinagoge di kompleks tersebut, yang menambah ketegangan di wilayah tersebut.

Kompleks Masjid Al-Aqsa, yang dikenal oleh umat Yahudi sebagai Temple Mount, telah lama menjadi sumber ketegangan antara Israel dan Palestina. Menurut hukum internasional, Yerusalem Timur, tempat kompleks tersebut berada, dianggap sebagai wilayah yang diduduki, dan Israel tidak memiliki kedaulatan atasnya. Khaled Zabarqa, seorang pakar hukum Palestina, menegaskan bahwa Israel tidak berwenang untuk mengatur status quo di kompleks tersebut.

Sementara itu, Israel mengacu pada status quo yang diberlakukan sejak tahun 1967 setelah Yerusalem Timur diduduki dalam Perang Enam Hari. Dalam pengaturan tersebut, umat Muslim memiliki kendali penuh atas aktivitas keagamaan di Masjid Al-Aqsa, sementara Israel bertanggung jawab atas keamanan dan akses masuk ke lokasi tersebut.

Pernyataan Netanyahu ini dianggap sebagai langkah untuk meredam ketegangan dan menunjukkan komitmen Israel terhadap pengaturan status quo yang sudah berjalan selama beberapa dekade. Namun, ketegangan di wilayah tersebut masih terus berlanjut, terutama dengan adanya perbedaan pandangan antara Israel, Palestina, dan komunitas internasional mengenai kedaulatan dan pengelolaan kompleks suci ini.

Continue Reading
Click to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *