Tech
Mitos atau Fakta: Bisakah Motor Listrik Mengisi Daya Sendiri Saat Melaju?
Semarang (usmnews) – Dikutip dari Kompas.com Salah satu pertanyaan paling umum dan menarik di kalangan calon pengguna kendaraan listrik (Electric Vehicle/EV) adalah mengenai kemampuan kendaraan tersebut untuk mengisi baterai secara mandiri saat sedang digunakan. Sering kali beredar anggapan bahwa motor listrik dapat berjalan selamanya tanpa perlu dicolok ke stopkontak karena roda yang berputar dapat menghasilkan listrik kembali. Artikel dari Kompas Otomotif tersebut mengupas tuntas realitas di balik klaim ini, memisahkan antara mitos pemasaran dan fakta teknis.
Mengenal Teknologi Regenerative Braking
Jawabannya adalah: Ya, motor listrik bisa mengisi daya sendiri, tetapi tidak sepenuhnya seperti yang dibayangkan banyak orang. Teknologi yang memungkinkan hal ini terjadi disebut sebagai Pengereman Regeneratif (Regenerative Braking).
Secara sederhana, hukum fisika menyatakan bahwa energi tidak dapat diciptakan atau dimusnahkan, melainkan hanya berubah bentuk. Pada motor konvensional (bensin), saat Anda melakukan pengereman, energi kinetik (gerak) dari laju motor dibuang sia-sia menjadi energi panas melalui gesekan kampas rem. Namun, pada motor listrik, energi ini “diselamatkan”.
Ketika pengendara menutup gas (deceleration) atau menarik tuas rem, fungsi motor penggerak (dinamo) akan berbalik peran menjadi generator. Alih-alih mengonsumsi listrik untuk memutar roda, dinamo akan memanfaatkan putaran roda (momentum) untuk menghasilkan listrik. Arus listrik yang dihasilkan dari proses pengereman atau pelambatan inilah yang kemudian dialirkan kembali (feed back) ke dalam baterai.
Batasan Realitas: Bukan Mesin Abadi
Meskipun terdengar canggih, penting untuk memahami bahwa teknologi ini bukanlah mesin abadi (perpetual motion machine). Energi yang didapatkan dari pengereman regeneratif tidak akan pernah menyamai atau melebihi energi yang dikeluarkan untuk melajukan motor.
- Efisiensi Terbatas: Listrik yang dipanen dari regenerative braking biasanya hanya mampu menambah jarak tempuh sekitar 5% hingga 15%, tergantung pada kondisi jalan dan cara berkendara.
- Tetap Butuh Pengecasan: Fitur ini hanya bersifat “memperpanjang napas” baterai, bukan menggantikan kebutuhan utama untuk mengisi daya lewat charger eksternal. Jadi, Anda tetap harus mencolokkan motor ke listrik PLN saat baterai habis.
Kapan Fitur Ini Bekerja Paling Optimal?
Efektivitas pengisian daya mandiri ini sangat bergantung pada medan jalan:
- Kondisi Macet (Stop-and-Go): Ironisnya, motor listrik justru lebih efisien di kemacetan dibandingkan jalan tol. Seringnya melakukan pengereman dan akselerasi memungkinkan sistem regeneratif bekerja lebih sering memanen energi.
- Jalan Menurun: Saat melewati turunan panjang, pengendara biasanya melepas gas. Di momen inilah motor listrik melakukan “panen raya” energi. Gaya gravitasi yang menarik motor ke bawah memutar dinamo, menghasilkan listrik gratis yang cukup signifikan untuk mengisi baterai.
Kesimpulan
Istilah “motor listrik bisa mengisi sendiri” adalah benar secara teknis berkat fitur Regenerative Braking, namun salah jika diartikan bahwa motor tersebut tidak perlu dicas sama sekali. Fitur ini merupakan inovasi cerdas untuk meningkatkan efisiensi energi, mengurangi keausan kampas rem mekanis, dan menambah jarak tempuh (range), tetapi stasiun pengisian daya tetap menjadi sumber energi utama. Pemahaman ini penting agar konsumen memiliki ekspektasi yang realistis terhadap performa kendaraan listrik masa kini.