Connect with us

Nasional

Mencari Keadilan Bukan Melawan Institusi: Pembelaan Tegas Ayah Prada Lucky Namo atas Kritik Penanganan Kasus

Published

on

Jakarta (usmnews) – Pelda Christian Namo, ayah dari almarhum Prada Lucky Namo, mengeluarkan pernyataan keras yang ditujukan untuk membela diri dari tuduhan pelanggaran disiplin prajurit setelah kritiknya mengenai penanganan kasus kematian putranya mencuat di media. Pernyataan yang disampaikan pada Rabu (5/11/2025) ini menegaskan bahwa tindakannya semata-mata didorong oleh upaya pencarian keadilan dan kebenaran, bukan sebagai bentuk pembangkangan terhadap institusi TNI tempat ia mengabdikan diri.

Kekecewaan Mendalam atas Komunikasi Satuan


Titik awal dari rasa kecewa Pelda Christian adalah minimnya, bahkan tidak adanya, komunikasi resmi dari pihak satuan militer mengenai informasi seputar kematian Prada Lucky. Ia mengungkapkan bahwa sejak putranya meninggal, dirinya sebagai keluarga korban tidak pernah menerima surat atau pemberitahuan resmi maupun kunjungan perwakilan satuan untuk memberikan penjelasan secara langsung. Ironisnya, seluruh informasi awal yang ia ketahui mengenai peristiwa tragis tersebut justru diperoleh melalui pemberitaan media massa.

Kondisi ini, menurutnya, sangat bertentangan dengan martabat dan haknya sebagai keluarga korban sekaligus seorang prajurit. Ia secara emosional meminta agar martabatnya sebagai prajurit dihormati, meskipun ia menyadari pangkatnya tergolong rendah.

“Saya tentara, saya tahu aturan. Tapi saya perjuangkan sendiri. Saya lihat dari media. Tolong, saya ini juga prajurit, hormati saya. Pangkat saya rendah, tapi saya tetap punya martabat,” tegasnya.

Klarifikasi Tuduhan Ketidakpercayaan dan Pembangkangan
Dalam pernyataannya, Pelda Christian secara tegas membantah tuduhan yang menyebut dirinya tidak percaya terhadap proses pengadilan militer. Ia menjelaskan bahwa ungkapan yang ia sampaikan adalah rasa kecewa terhadap penanganan kasus, yang merupakan perbedaan mendasar.

“Saya tidak pernah bilang tidak percaya pengadilan militer. Saya bilang saya kecewa. Jangan salahkan saya. Saya bicara sesuai fakta. Kalau dibilang saya tidak percaya, saya bisa buktikan perkataan saya. Saya bisa gugat balik,” ujarnya, menunjukkan kesiapan untuk menghadapi konsekuensi hukum atas pernyataannya.

Lebih lanjut, ia menekankan bahwa upayanya menyuarakan kebenaran bukanlah tindakan melawan Tentara Nasional Indonesia (TNI). Sebagai anggota TNI, komitmennya terhadap institusi tidak berkurang, namun ia merasa harus melawan ketidakadilan yang menimpa putranya. Kritik yang dilayangkan adalah wujud tanggung jawabnya sebagai ayah yang mencari kebenaran dan keadilan untuk sang anak yang telah gugur.

“Saya anggota TNI. Saya tidak melawan TNI. Saya melawan ketidakadilan. Saya cari kebenaran untuk anak saya. Saya bertanggung jawab atas ucapan saya. Jangan membuat pembenaran sendiri,” pungkasnya.

Komitmen Tegas Mengawal Proses Hukum


Pelda Christian menutup pernyataannya dengan menegaskan komitmen konsisten untuk mengawal seluruh proses hukum kasus kematian Prada Lucky hingga tuntas. Meskipun telah kehilangan putranya, ia bertekad untuk memastikan bahwa keadilan ditegakkan, sekaligus menunjukkan kesediaannya untuk menghadapi segala konsekuensi yang mungkin timbul dari perjuangannya ini.

“Saya sudah kehilangan anak saya. Saya akan konsisten mencari keadilan. Jangan main-main dengan hukum. Saya terima konsekuensi dari semua yang saya katakan,” tutupnya, memberikan penekanan bahwa tujuannya adalah penegakan hukum yang tidak main-main.

Continue Reading
Click to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *