Menaker Tegaskan PBL Hadirkan Pelatihan Vokasi yang Lebih Aplikatif

Jakarta (usmtv) – Menaker Yassierli menegaskan bahwa program Project Based Learning (PBL) Smart Sector menghadirkan pelatihan vokasi yang lebih kontekstual dan aplikatif.

Menaker menegaskan di Jakarta, Senin, bahwa pelatihan ini membekali peserta teori sekaligus pengalaman langsung lewat proyek nyata sesuai kebutuhan dunia kerja.

Ia menegaskan program PBL menargetkan 20.032 peserta sepanjang 2025, dengan fokus pada sektor berbasis teknologi dan digital.

Sebanyak 9.664 peserta akan mengikuti pelatihan di UPT BPVP, sedangkan 10.368 peserta lainnya akan mengikuti pelatihan di UPTD/BLK tingkat daerah.

“PBL tidak hanya memberikan pelatihan, tetapi juga menciptakan solusi bersama antara dunia usaha dan pemerintah. Perusahaan memperoleh tenaga kerja siap pakai, sementara peserta mendapatkan sertifikasi kompetensi, pengalaman kerja nyata, serta perlindungan sosial,” ujar Yassierli.

Ia menambahkan pelatihan vokasi penting untuk menekan pengangguran lulusan SMK dan mengurangi mismatch dengan kebutuhan industri.

Yassierli menekankan Indonesia harus siap menghadapi disrupsi digital dan transisi ke ekonomi hijau dalam transformasi ketenagakerjaan.

Kemnaker memperkuat pelatihan vokasi dengan triple skilling, reskilling pekerja, skill adjustment pencari kerja, dan upskilling korban PHK.

“Era digital menuntut kita bergerak cepat. Kita harus membekali tenaga kerja dengan keterampilan masa depan yang menuntut untuk kreatif, kolaboratif, digital, dan adaptif,” kata dia.

Adapun program PBL Smart Sector sudah dibuka di BBPVP Serang, Banten.

Dirjen Binalavotas Kemnaker Agung Nur Rohmad menegaskan PBL Smart Sector membekali peserta lewat proyek sesuai kebutuhan industri canggih.

Agung menegaskan PBL fokus pada praktik langsung, pemecahan masalah, kerja tim, dan inovasi agar lulusan siap kerja dengan dukungan industri.