Connect with us

Lifestyle

Memahami Lavender Marriage: Konsep, Makna, dan Dampaknya

Published

on

Jakarta (usmnews) – Lavender marriage merujuk pada pernikahan antara seorang heteroseksual dan seorang homoseksual yang bertujuan menyembunyikan orientasi homoseksual. Istilah ini muncul pada awal abad ke-20 untuk melindungi individu dari penilaian atau penganiayaan terkait orientasi seksual mereka.Warna “lavender” identik dengan komunitas LGBTQ+.

Seiring berjalannya waktu, masyarakat semakin terbuka terhadap berbagai orientasi seksual. Oleh karena itu, prevalensi lavender marriage menurun. Di negara-negara yang mendukung hak LGBTQ+, individu kini dapat hidup lebih terbuka tanpa harus bersembunyi dalam pernikahan ini. Namun, di beberapa wilayah yang belum sepenuhnya mengakui hak-hak tersebut, banyak yang memilih lavender marriage untuk menghindari diskriminasi dan memenuhi ekspektasi sosial.

Mereka yang menjalani lavender marriage sering menghadapi dampak emosional. Keputusan ini dapat menyebabkan konflik batin dan penekanan identitas. Selain itu, pernikahan ini dapat memperkuat stigma terhadap komunitas LGBTQ+ dan menghambat penerimaan sosial yang lebih luas.

Kedua pihak memulai pernikahan ini dengan saling menyepakati dan memahami orientasi seksual masing-masing. Meskipun tidak didasari cinta romantis, pasangan saling mendukung dan menjalani kehidupan bersama. Beberapa orang memilih pernikahan ini untuk mengurangi tekanan keluarga, menjaga stabilitas sosial, serta memperoleh keuntungan hukum dan finansial, seperti hak waris dan pengurangan pajak.

Secara keseluruhan, lavender marriage dapat memberikan perlindungan sementara, tetapi menimbulkan dampak emosional yang berat bagi individu yang terlibat.

Continue Reading
Click to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *