Lifestyle
Meluruskan Kesalahpahaman: Keramas Rutin Bukan Musuh Kesehatan Rambut

Semarang (usmnews) – Dikutip dari kompas.com Selama ini, terdapat kekhawatiran yang meluas di tengah masyarakat bahwa mencuci rambut atau keramas terlalu sering dapat menjadi biang keladi kerontokan rambut. Ketakutan ini memicu banyak orang untuk sengaja mengurangi frekuensi membersihkan rambut mereka demi menjaga keutuhan helai rambut agar tidak mudah patah atau rapuh. Namun, anggapan ini ternyata tidak sepenuhnya akurat. Menurut pandangan ahli medis, dr. M. Akbar Wedyadhana SPKK., FINS-DV., FAADV., aktivitas keramas justru memegang peranan vital dalam menjaga kesehatan kulit kepala dan rambut, asalkan dilakukan dengan metode dan pemilihan produk yang tepat.
Mitos Kerontokan Akibat Keramas Harian.
Dalam sebuah konferensi pers di Jakarta Selatan, dr. Dhana secara tegas membantah mitos yang menyebutkan bahwa keramas setiap hari adalah penyebab utama kebotakan atau kerontokan parah. Beliau menjelaskan bahwa rambut yang rontok saat kita sedang keramas sejatinya adalah rambut yang memang sudah memasuki fase akhir dari siklus pertumbuhannya (fase telogen). Artinya, rambut tersebut memang sudah waktunya lepas secara alami, bukan dipaksa rontok oleh aktivitas mencuci rambut. Dr. Dhana menekankan bahwa faktor utama yang menentukan kesehatan rambut bukanlah seberapa sering kita mencucinya, melainkan kecocokan antara produk perawatan yang digunakan dengan kondisi fisiologis penggunanya. Pentingnya Menyesuaikan dengan Kondisi Kulit Kepala. Kunci utama dari perawatan rambut yang efektif terletak pada pemahaman terhadap kondisi kulit kepala masing-masing individu. Dr. Dhana menyarankan agar rutinitas keramas tidak dipukul rata untuk semua orang, melainkan disesuaikan dengan kebutuhan spesifik.

Bagi mereka yang memiliki tipe kulit kepala berminyak atau rentan berketombe, mengurangi frekuensi keramas justru bisa berakibat fatal. Dr. Dhana menganjurkan, bahkan mewajibkan, pemilik kulit kepala berminyak untuk mencuci rambut setiap hari. Hal ini bertujuan untuk mencegah akumulasi minyak berlebih (sebum), kotoran, debu, dan tumpukan sel kulit mati. Jika tumpukan ini dibiarkan karena jarang keramas, dampaknya bisa memicu rasa gatal yang hebat, munculnya ketombe yang membandel, hingga peradangan (inflamasi) yang justru akan merusak kesehatan rambut dalam jangka panjang. Pemilihan Produk Adalah Kunci, strategi terbaik bukanlah membatasi air yang menyentuh kepala, melainkan selektif dalam memilih sampo. Dr. Dhana mengingatkan bahwa setiap produk diformulasikan untuk masalah yang berbeda. Sampo untuk kulit kepala berminyak memiliki kandungan yang berbeda dengan sampo untuk kulit kepala kering atau sensitif.
Kesalahan dalam memilih sampo—misalnya menggunakan produk yang terlalu keras untuk kulit kepala sensitif atau produk yang terlalu lembap untuk kulit berminyak—dapat menyebabkan iritasi, memperparah kondisi minyak, atau membuat kulit kepala terasa sangat kering. Meskipun dr. Dhana mengakui bahwa keramas setiap hari memiliki tantangan teknis, seperti waktu pengeringan yang lama (terutama bagi pemilik rambut panjang), hal tersebut tetap aman dilakukan secara medis. Selama proses pengeringan dilakukan dengan benar dan rambut tidak terus-menerus terpapar panas ekstrem dari alat penata rambut, keramas rutin adalah langkah higienitas yang esensial, bukan penyebab kerusakan.







