Connect with us

Business

Megawati Bicara Kondisi Ekonomi Harga Pangan

Published

on

Megawati Soekarnoputri Soroti Kondisi Ekonomi Indonesia dan Harga Pangan

Jakarta, (usmnews) – Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri, menyampaikan keprihatinannya terkait kondisi ekonomi Indonesia saat ini, khususnya terkait jumlah utang negara dan harga beras yang semakin mahal. Dalam pertemuan dengan para kader PDIP, Megawati menyoroti berbagai isu ekonomi yang dianggapnya krusial, termasuk masalah pemekaran wilayah yang tidak didukung oleh potensi ekonomi yang memadai.

Sejak masa jabatannya sebagai Presiden ke-5 RI, Megawati mencatat bahwa ada beberapa daerah yang memaksa untuk melakukan pemekaran wilayah, meskipun wilayah-wilayah tersebut tidak memiliki potensi ekonomi yang kuat. Hal ini, menurutnya, berdampak negatif terhadap kemandirian ekonomi di kawasan baru tersebut, yang pada akhirnya memberatkan kehidupan masyarakat setempat.

“Kondisi ini tentu akan sangat memberatkan warga yang tinggal di kawasan baru tersebut,” ujar Megawati, sebelum mengalihkan perhatian kepada kondisi ekonomi nasional secara luas. Ia kemudian meminta para kader yang hadir untuk mencermati jumlah pendapatan dan utang negara saat ini.

“Siapa yang ahli keuangan di sini, sarjana ekonomi, angkat tangan? Coba kamu hitung, berapa sih pendapatan negara sekarang? Terus utang kita itu berapa?” tanya Megawati dalam acara pengumuman bakal calon kepala daerah/wakil kepala daerah dari PDI Perjuangan, Kamis (22/8/2024).

Dalam kesempatan tersebut, Megawati juga memberikan pesan khusus kepada calon kepala daerah yang diusung PDIP untuk lebih memperhatikan kondisi ekonomi di wilayah pencalonan mereka masing-masing. Sebagai contoh, ia menyoroti kondisi di Garut, Jawa Barat, di mana banyak pabrik yang dilaporkan tutup.

“Di Garut, Jawa Barat, banyak pabrik yang gulung tikar. Coba kamu pergi ke sana, tanya keliling-keliling ke pabrik-pabrik sarung yang sekarang mulai banyak yang tutup,” tutur Megawati, menegaskan bahwa informasi ini ia terima langsung dari lapangan.

Megawati juga menyoroti dampak dari penutupan pabrik-pabrik tersebut, yang menyebabkan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) massal. “Betul toh, saya nggak bohong. Terus PHK-nya berapa? Makanya jangan cuma mikir mau enak jadi pemimpin daerah. Ini kondisi yang serius,” tambahnya.

Selain itu, Megawati juga mengungkapkan kekhawatirannya terhadap harga pangan, khususnya harga beras, yang menurutnya sudah tidak terjangkau lagi. “Sekarang coba, sudah banyak PHK, harga beras juga mahal, ini serius lho, saya hitung betul-betul sebagai ibu rumah tangga yang juga memperhatikan dapur,” kata Megawati.

Dengan meningkatnya harga beras, yang menurut laporan mencapai Rp 14-15 ribu per kilogram untuk jenis premium, Megawati menekankan bahwa situasi ini semakin memperberat beban hidup masyarakat, terutama bagi mereka yang terkena dampak langsung dari PHK.

Pernyataan Megawati ini menjadi pengingat bagi para pemimpin daerah dan pemerintah untuk lebih serius menangani masalah ekonomi yang dihadapi oleh rakyat, terutama di tengah tantangan ekonomi global yang semakin kompleks.

Continue Reading
Click to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *