Lifestyle
Mawas Diri: Lima Makanan Penting yang Sebaiknya Dihindari dari Wadah Plastik

Semarang (usmnews) – Dikutip CNN Indonesia Penggunaan wadah plastik dalam kehidupan sehari-hari, terutama untuk menyimpan makanan, sudah menjadi kebiasaan yang mendarah daging. Namun, di balik kepraktisannya, ada potensi risiko kesehatan yang tidak boleh diabaikan. Para ahli dan peneliti telah lama menyuarakan kekhawatiran tentang migrasi zat kimia, seperti Bisphenol A (BPA) dan ftalat, dari plastik ke dalam makanan. Zat-zat ini diketahui berpotensi mengganggu sistem endokrin dan memiliki efek negatif lainnya bagi tubuh.
Oleh karena itu, sangat penting bagi kita untuk selektif dalam menentukan jenis makanan apa yang boleh bersentuhan langsung dengan plastik. Artikel ini menyoroti lima jenis makanan yang karena sifatnya, interaksinya dengan plastik berpotensi menimbulkan dampak yang lebih serius, sehingga disarankan untuk menyimpannya dalam wadah berbahan alternatif seperti kaca, keramik, atau baja tahan karat (stainless steel).
1. Makanan yang Masih Panas: Salah satu aturan emas dalam penyimpanan makanan adalah tidak memasukkan makanan atau masakan yang baru matang dan masih mengepul panas ke dalam wadah plastik. Suhu tinggi adalah katalisator utama yang memicu pelepasan zat kimia dari plastik ke makanan. Panas akan melunakkan struktur plastik, membuatnya lebih rentan melepaskan zat-zat berbahaya seperti BPA atau dioksin. Meskipun wadah plastik tersebut berlabel “aman untuk microwave,” sebaiknya tunggu hingga makanan mencapai suhu kamar sebelum memindahkannya ke wadah penyimpanan, atau lebih baik lagi, langsung gunakan wadah kaca.
2. Makanan Tinggi Lemak dan Minyak: Lemak dan minyak memiliki sifat yang mudah melarutkan zat non-polar, dan sayangnya, banyak zat kimia yang terkandung dalam plastik bersifat non-polar. Ini berarti makanan yang mengandung lemak tinggi, seperti daging berlemak, mentega, atau saus berbasis minyak (misalnya salad dressing), memiliki kemampuan yang jauh lebih besar untuk menarik dan menyerap zat kimia dari dinding wadah plastik dibandingkan makanan rendah lemak. Oleh karena itu, hindari menyimpan sisa-sisa masakan berminyak atau produk hewani berlemak tinggi dalam kemasan plastik untuk jangka waktu yang lama.
3. Makanan Asam: Sama seperti lemak, makanan yang bersifat asam tinggi juga memiliki kecenderungan untuk bereaksi dengan plastik dan memicu pelepasan zat kimia. Beberapa contoh makanan asam meliputi tomat (terutama saus tomat), acar, cuka, serta buah-buahan sitrus seperti lemon dan jeruk. Keasaman tinggi dapat mengikis permukaan plastik secara mikroskopis, memfasilitasi masuknya zat berbahaya ke dalam bahan pangan tersebut. Untuk menjaga kualitas dan keamanan, wadah kedap udara dari kaca adalah pilihan yang ideal untuk jenis makanan ini.

4. Makanan yang Akan Dipanaskan dalam Microwave: Meskipun banyak produsen plastik mengklaim produk mereka aman untuk microwave, para pakar menyarankan untuk tetap berhati-hati. Pemanasan dalam microwave menghasilkan suhu yang sangat tinggi dalam waktu singkat. Kombinasi panas ekstrem ini dengan makanan (terutama yang berlemak dan berminyak) adalah resep sempurna untuk migrasi zat kimia beracun. Bahkan wadah plastik yang dirancang khusus untuk microwave pun mungkin tidak sepenuhnya bebas dari risiko ini. Lebih aman untuk selalu memindahkan makanan ke wadah keramik atau kaca sebelum memanaskannya.
5. Makanan yang Akan Disimpan Lama (Jangka Panjang): Menyimpan makanan dalam freezer atau kulkas untuk waktu yang lama, bahkan dalam plastik food grade sekalipun, dapat meningkatkan risiko kontaminasi secara perlahan. Semakin lama makanan berada dalam kontak dengan plastik, semakin besar kemungkinan terjadi migrasi zat kimia, meskipun dalam jumlah kecil. Proses ini dikenal sebagai leaching dan akumulasinya dalam tubuh bisa berdampak buruk seiring waktu. Untuk penyimpanan jangka panjang (lebih dari beberapa hari), pilihlah wadah non-plastik untuk memastikan integritas dan keamanan makanan Anda.
Mengganti wadah plastik dengan alternatif yang lebih aman seperti kaca, stainless steel, atau keramik adalah langkah proaktif yang cerdas untuk meminimalisir paparan zat kimia berbahaya. Prioritaskan penggunaan bahan non-plastik terutama untuk lima jenis makanan di atas, demi menjaga kesehatan diri dan keluarga.







