Business
Mastel Desak Percepatan Seleksi 1,4 GHz Tingkatkan Internet

Jakarta (usmnews) – Mastel mendesak percepatan seleksi pita frekuensi 1,4 GHz untuk meningkatkan kualitas internet di Indonesia. Ketua Bidang Infrastruktur Telematika Nasional Mastel, Sigit Puspito Wigati Jarot, menegaskan bahwa langkah ini krusial dalam memperbaiki infrastruktur broadband nasional.
Spektrum 1,4 GHz, yang berada dalam rentang Ultra High Frequency (UHF), dirancang untuk layanan fixed broadband dengan teknologi Fixed Wireless Access (FWA) berbasis 5G Time Division Duplex (TDD). Teknologi ini dapat memperluas jangkauan dan meningkatkan kualitas layanan broadband.
Laporan ITU Facts and Figures 2024 menunjukkan bahwa Indonesia tertinggal dalam kualitas broadband. Rata-rata trafik internet global mencapai 14 GB per bulan untuk mobile broadband dan 311 GB per bulan untuk fixed broadband. Namun, Indonesia hanya mencatat rata-rata 7 GB per bulan untuk mobile broadband, bahkan lebih rendah dari beberapa negara berpendapatan rendah di Afrika.
Sigit menegaskan bahwa pemerintah harus segera menyelesaikan seleksi spektrum 1,4 GHz. Ia juga mengingatkan agar kebijakan ini tidak menambah beban industri telekomunikasi yang sudah menghadapi tantangan berat. Sebagai regulator, Komdigi perlu mengambil langkah strategis sesuai amanah Undang-Undang No. 36 Tahun 1999.
Masalah utama yang harus diselesaikan adalah tingginya biaya frekuensi. Beban regulasi yang besar dapat menghambat operator dalam mengembangkan infrastruktur dan meningkatkan layanan. Oleh karena itu, pemerintah perlu mengevaluasi struktur biaya agar industri telekomunikasi tetap tumbuh.
Penerapan teknologi 5G melalui spektrum 1,4 GHz juga dapat menjadi solusi untuk meningkatkan akses internet di daerah terpencil. Dengan kecepatan tinggi dan latensi rendah, teknologi ini dapat mendukung telemedicine, pendidikan jarak jauh, serta ekonomi digital.
Keberhasilan implementasi bergantung pada kerja sama antara pemerintah, operator, dan pemangku kepentingan lainnya. Regulasi yang tepat dan investasi jaringan yang memadai dapat mendorong percepatan pembangunan infrastruktur digital. Jika semua pihak berkontribusi, Indonesia dapat mengejar ketertinggalan dalam kualitas internet dan mempercepat transformasi digital nasional.