Lifestyle
Maskapai Teraman 2025: Dominasi Global tanpa Indonesia

Jakarta (usmnews) – AirlineRatings.com, situs pemeringkatan keselamatan dan produk penerbangan, mengumumkan 23 maskapai layanan penuh teraman serta 25 maskapai berbiaya rendah teraman untuk 2025. Dari 385 maskapai yang dinilai, Vietnam Airlines menjadi satu-satunya wakil Asia Tenggara dalam daftar layanan penuh, berada di peringkat ke-22.
Air New Zealand dan Qantas menempati posisi teratas daftar ini. Selain itu, tiga maskapai, yakni Cathay Pacific, Qatar Airways, dan Emirates, berbagi posisi ketiga. Daftar ini dibuat berdasarkan catatan insiden, usia armada, dan hasil audit otoritas penerbangan seperti ICAO.
Vietnam Airlines terus berfokus pada manajemen kapasitas fleksibel dan optimalisasi biaya. Di sisi lain, maskapai berbiaya rendah VietJet juga mencatat prestasi dengan masuk 10 besar kategori maskapai berbiaya rendah teraman.
Daftar maskapai berbiaya rendah ini juga mencakup AirAsia di peringkat ke-6 dan Cebu Pacific di peringkat ke-22. Kedua maskapai ini kembali membuktikan konsistensi mereka dalam standar keselamatan.
Berikut daftar maskapai layanan penuh teraman dunia 2025 :
- Air New Zealand
- Qantas
- Cathay Pacific; Qatar Airways; Emirates
- Virgin Australia
- Etihad Airways
- ANA
- EVA Air
- Korean Air
- Alaska Airlines
- Turkish Airlines (THY)
- TAP Portugal
- Hawaiian Airlines
- American Airlines
- SAS
- British Airways
- Iberia
- Finnair
- Lufthansa/Swiss
- JAL
- Air Canada
- Delta Airlines
- Vietnam Airlines
- United Airlines
Daftar 25 maskapai berbiaya rendah teraman dunia 2025:
- Hong Kong Express
- Jetstar Group
- Ryanair
- easyJet
- Frontier Airlines
- AirAsia
- Wizz Air
- VietJet Air
- Southwest Airlines
- Volaris
- flydubai
- Norwegian
- Vueling
- Jet2
- Sun Country Airlines
- WestJet
- JetBlue Airways
- Air Arabia
- IndiGo
- Eurowings
- Allegiant Air
- Cebu Pacific
- ZipAir
- SKY Airline
- Air Baltic
Maskapai Indonesia belum masuk daftar ini, sementara Vietnam Airlines, AirAsia, dan Cebu Pacific terus menunjukkan keunggulan. Prestasi mereka memperkuat posisi Asia Tenggara sebagai wilayah dengan potensi besar dalam industri penerbangan global.