Connect with us

Nasional

Mahasiswa USM Ajak Warga Kampung Jawi Nyalakan Semangat Budaya Lewat “USM Suluhing Kampung Jawi”

Published

on

Semarang – Kampung Jawi, sebuah desa wisata budaya di Kelurahan Sukorejo, Gunungpati, Semarang, Jawa Tengah menjadi saksi semaraknya kolaborasi antara mahasiswa Universitas Semarang (USM) dan warga dalam program MBKM Internal bertajuk “USM Suluhing Kampung Jawi”.

Program MBKM Internal merupakan implementasi Merdeka Belajar Kampus Merdeka yang diselenggarakan di tingkat jurusan. Berbeda dengan KKN reguler yang lintas fakultas, program ini menekankan kolaborasi mahasiswa dalam satu jurusan untuk menerapkan keilmuannya secara langsung di tengah masyarakat.

Acara yang berlangsung pada Sabtu (21/06) malam ini mengangkat tema “Menghidupkan Budaya, Menyalakan Peradaban”, dan dikemas dalam bentuk angkringan budaya yang terbuka untuk umum. Warga lokal dan pengunjung dari luar kampung diajak untuk terlibat aktif dalam suasana santai namun penuh makna.

Nama “Suluhing Kampung Jawi” diusulkan langsung oleh Kepala Kampung Jawi, Siswanto, yang juga hadir sebagai narasumber dalam talkshow pembuka. Ia menjelaskan bahwa kata “Suluh” bermakna penerangan yang mana menjadi sebuah simbol harapan agar kehadiran USM menjadi cahaya yang menuntun kebangkitan budaya lokal.

“Kami berharap USM Suluhing Kampung Jawi bisa menjadi penerangan. Kami ingin ada jejak yang benar-benar menghidupkan Kampung Jawi, menjadi suluh yang menyalakan peradaban. Nama ini cocok untuk mahasiswa USM,” ujar Siswanto dalam sesi diskusi bersama mahasiswa.

Hadir pula dosen Ilmu Komunikasi USM, Muhammad Nur Rohman, M.I.Kom, yang
menyampaikan pandangan akademis mengenai pentingnya pelestarian budaya melalui berbagai platform digital.

“Budaya adalah identitas bangsa. Konten-konten budaya harus memenuhi berbagai platform. Acara yang diinisiai oleh mahasiswa USM ini, bisa dijadikan berbagai konten dan disebar ke berbagai platform agar generasi sekarang mengenal budayanya,” kata Rohman.

Ketua program MBKM Internal, Renald Andriyansyah, menuturkan bahwa konsep kegiatan lahir dari keinginan untuk membangun ruang interaksi yang membumi dan membaur. Ia melihat Kampung Jawi sebagai ruang sosial yang hidup dan penuh potensi budaya.

“Kami ingin kegiatan ini tidak hanya berdampak satu arah, dan warga merasa terlibat. Semangat budaya yang ada harus terus menyala, salah satunya lewat kolaborasi seperti ini,” ungkap Renald.

Selain adanya talkshow, rangkaian acara turut dimeriahkan dengan berbagai pertunjukan seni, seperti karawitan, musik solo organ, pasar UMKM, hingga permainan tradisional bersama anak-anak kampung. Suasana hangat dan inklusif mewarnai malam, mempererat hubungan mahasiswa dengan warga.

Sebagai bentuk apresiasi, tim MBKM USM juga menyerahkan sertifikat penghargaan kepada
narasumber Siswanto atas kontribusinya dalam mendukung keberlangsungan program.

Menutup kegiatan, tim MBKM menyampaikan harapan agar “USM Suluhing Kampung Jawi”
menjadi awal dari jalinan kolaborasi berkelanjutan. Kampung Jawi tidak hanya dilihat sebagai desa wisata, namun sebagai mitra pertumbuhan bersama dalam membangun peradaban budaya lokal yang lestari dan memanfaatkan digitalisasi agar budaya lokal tak tergerus budaya luar.

Continue Reading
Click to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *