Connect with us

Lifestyle

​”Lima Taman Nasional di Indonesia yang telah diakui sebagai Warisan Dunia UNESCO.”

Published

on

Semarang (usmnews) dikutip dari cnnindonesia.com Lima Permata Konservasi Indonesia yang Diakui Dunia
​Indonesia, sebuah negara kepulauan yang membentang di garis khatulistiwa, telah lama menyandang reputasi sebagai negeri megabiodiversitas. Julukan ini bukanlah tanpa alasan; ribuan spesies flora dan fauna langka, banyak di antaranya endemik, menjadikan wilayah ini sebagai rumah mereka. Dari puncak gunung yang diselimuti salju abadi hingga terumbu karang di dasar laut terdalam, ekosistem Indonesia adalah salah satu yang terkaya di planet ini.


​Sebagai penjaga dari warisan alam yang tak ternilai ini, Indonesia telah mendedikasikan beberapa kawasannya sebagai taman nasional. Upaya konservasi ini telah mendapatkan pengakuan global, dengan lima di antaranya berhasil menembus jajaran prestisius sebagai situs Warisan Dunia UNESCO dan Taman Warisan ASEAN (ASEAN Heritage Parks).


​1. Keagungan Lorentz di Papua: Dari Gletser ke Laut Arafura
​Di tanah Papua, terhampar Taman Nasional Lorentz, sebuah kawasan kolosal yang memegang rekor sebagai taman nasional terbesar di Asia Tenggara. Dengan luas mencapai 2,35 juta hektar, Lorentz memiliki status ganda sebagai Warisan Dunia UNESCO sekaligus Taman Warisan ASEAN. Lanskapnya merupakan sebuah anomali menakjubkan di negara tropis, menampilkan spektrum ekosistem lengkap mulai dari gletser di puncak gunung hingga pesisir Laut Arafura yang masih perawan. Di jantungnya berdiri Puncak Jaya, atau Carstenz Pyramid, yang menjulang 4.884 mdpl dan merupakan salah satu dari Tujuh Puncak Tertinggi di dunia (Seven Summits). Dikelilingi oleh hutan hujan lebat, rawa-rawa, dan pantai yang jarang terjamah, Lorentz adalah surga keanekaragaman hayati. Di sinilah Burung Cendrawasih yang legendaris, kanguru pohon, dan puyuh salju hidup berdampingan dengan flora unik seperti sarang semut, nipah, dan bakau.


​2. Leuser: Benteng Terakhir Empat Satwa Ikonik Sumatera
​Bergeser ke ujung barat Indonesia, Taman Nasional Gunung Leuser yang terbentang di Aceh dan Sumatera Utara, menjadi permata berikutnya. Pengakuan internasionalnya berlapis: Cagar Biosfer UNESCO, bagian dari Warisan Hutan Hujan Tropis Sumatera (UNESCO), dan Taman Warisan ASEAN.
​Kawasan seluas 838 ribu hektar ini adalah surga sejati bagi hutan hujan tropis. Leuser berfungsi sebagai benteng terakhir bagi empat satwa ikonik Indonesia yang terancam punah: Harimau Sumatera, Gajah Sumatera, Badak Sumatera, dan Orangutan Sumatera. Tak hanya fauna, flora di dalamnya pun tak kalah eksotis. Di sinilah pengunjung dapat menemukan titan arum, bunga bangkai yang tingginya bisa mencapai tiga meter, serta bunga raksasa Rafflesia arnoldii yang diameternya dapat melebihi satu meter.


​3. Baluran: Pesona Afrika di Tanah Jawa Di Jawa Timur, Taman Nasional Baluran menawarkan panorama yang sama sekali berbeda, membuatnya dijuluki “Africa van Java”. Pengakuan internasional diraihnya sebagai bagian dari Cagar Biosfer Blambangan UNESCO.Daya tarik utamanya adalah padang savana seluas 10.000 hektar yang terhampar di perbatasan Situbondo dan Banyuwangi. Pemandangan padang rumput yang luas dengan latar belakang kemegahan Gunung Baluran ini menciptakan lanskap yang sangat mirip dengan di Afrika. Nuansa savana ini diperkuat dengan kehadiran satwa liar seperti Banteng Jawa, Rusa Timor, Merak Hijau, dan Macan Tutul Jawa. Ekosistem unik ini juga menjadi rumah bagi flora khas seperti widoro bukol dan mimba.


​4. Ujung Kulon: Saksi Sejarah dan Rumah Terakhir Badak Jawa Sebagai taman nasional tertua di Indonesia, Taman Nasional Ujung Kulon di Banten adalah saksi bisu sejarah letusan dahsyat Gunung Krakatau pada tahun 1883. Kawasan seluas 122 ribu hektar ini diakui sebagai Situs Warisan Dunia UNESCO karena nilai universalnya yang luar biasa. Fungsi terpentingnya saat ini adalah sebagai satu-satunya habitat alami yang tersisa di dunia bagi Badak Jawa. Selain menjadi benteng terakhir bagi spesies kritis tersebut, taman ini juga melindungi satwa lain seperti owa jawa, kubung sunda, dan manuk bueuk. Komitmennya yang kuat dalam konservasi satwa langka bahkan diganjar penghargaan khusus, Environmental Enforcement Recognition of Excellence (AEEE), dari Program Lingkungan PBB (UN Environment Program).


​5. Wakatobi: Kerajaan Terumbu Karang Bawah Laut
​Terakhir, di Sulawesi Tenggara, terhampar surga bawah laut Taman Nasional Wakatobi. Dengan luas mencapai 1,39 juta hektar, kawasan perairan ini telah diakui sebagai Cagar Biosfer UNESCO dan Taman Warisan ASEAN. Wakatobi adalah rumah bagi kerajaan karang yang megah; setidaknya 90 persen dari total jenis karang di dunia dapat ditemukan di sini. Salah satu fiturnya yang paling spektakuler adalah karang atol terpanjang di dunia, yang membentang sejauh 48 kilometer. Perairan ini dihuni oleh kawanan penguasa laut seperti penyu sisik, penyu hijau, ikan napoleon, dan lumba-lumba totol, yang ekosistemnya diseimbangkan oleh padang lamun dan hutan bakau sejati.

Continue Reading
Click to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *