Tech

Letusan Gunung Berapi Misterius Pada 1831 Pengaruhi Iklim Bumi

Published

on

Jakarta, (usmnews) – Pada tahun 1831, sebuah letusan gunung berapi misterius tercatat sebagai yang terkuat dalam sejarah. Letusan tersebut ternyata memiliki dampak yang signifikan terhadap iklim Bumi. Para peneliti baru-baru ini menemukan bahwa letusan ini dapat menurunkan suhu rata-rata tahunan di belahan utara Bumi hingga 1 derajat Celsius. Letusan tersebut memuntahkan sejumlah besar sulfur dioksida ke stratosfer, yang berperan besar dalam mendinginkan atmosfer.

Laporan yang datang dari berbagai belahan dunia, termasuk China, Eropa, AS, dan Karibia, mengungkapkan fenomena langit yang tampak biru, ungu, dan hijau pada Agustus 1831. Debu dan gas vulkanik kemungkinan mempengaruhi cara sinar Matahari tersebar di atmosfer, menyebabkan fenomena ini.

Namun, identitas gunung berapi tersebut baru terungkap setelah penelitian lebih lanjut. Para ilmuwan mengambil sampel inti es dari Greenland untuk memeriksa lapisan-lapisan es yang menyimpan informasi penting. Mereka mengidentifikasi isotop sulfur, butiran abu, dan pecahan kaca vulkanik dalam lapisan inti tersebut.

Berdasarkan penelitian yang dipublikasikan dalam jurnal Proceedings of the National Academy of Sciences, letusan itu dihubungkan dengan gunung api Zavaritskii yang terletak di pulau Simushir, Kepulauan Kuril. Para peneliti menggunakan geokimia, penanggalan radioaktif, dan pemodelan komputer untuk memastikan keterkaitan ini. Mereka menganalisis pecahan kaca vulkanik yang hanya sebesar 0,02 mm dan menemukan kecocokan yang signifikan dengan gunung Zavaritskii.

Penulis utama penelitian, William Hutchison dari University of St. Andrews, menjelaskan bahwa Zavaritskii terletak di pulau kecil antara Jepang dan Rusia. Pulau ini tidak dihuni, dan catatan mengenai gunung tersebut sangat terbatas. Sebelumnya, para peneliti menduga gunung berapi ini berada di dekat ekuator, dengan salah satu kandidatnya adalah Babuyan Claro di Filipina.

Selain Zavaritskii, beberapa gunung berapi lainnya juga meletus pada periode yang sama, menandai berakhirnya Zaman Es Kecil. Salah satunya adalah Gunung Tambora di Indonesia pada tahun 1815.

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Trending

Exit mobile version