Lifestyle

Lebih dari Sekadar Estetika: Bahaya Tersembunyi di Balik Tren Kamar Beige

Published

on

Jakarta (usmnews) – dikutip dari Kompas.com Belakangan ini, media sosial diramaikan dengan tren estetika yang dikenal sebagai “beige mom” atau “sad beige mom”. Istilah ini merujuk pada para ibu yang menerapkan palet warna netral—seperti beige, krem, atau abu-abu muda—secara dominan di lingkungan rumah mereka, termasuk kamar tidur, pakaian, dan mainan anak. Para orang tua ini cenderung memilih dekorasi minimalis dan barang-barang yang tidak berwarna-warni dengan tujuan menciptakan tampilan yang dianggap estetis dan menenangkan, terutama untuk konsumsi visual di platform digital.

Namun, di balik popularitas tren ini, muncul kekhawatiran mengenai dampaknya terhadap perkembangan anak. Psikolog anak, Fabiola Priscilla, M.Psi., menyoroti bahwa penggunaan warna-warna netral yang berlebihan di kamar tidur anak berpotensi memengaruhi atau menghambat stimulasi kreativitas mereka. Menurutnya, paparan terhadap warna yang monoton dapat mengurangi rangsangan visual yang penting bagi anak.

Dalam sebuah wawancara di Jakarta Timur pada Kamis (6/11/2025), Fabiola menjelaskan bahwa warna-warna cerah memainkan peran krusial dalam membangkitkan daya cipta. Anak-anak yang terekspos pada beragam warna cerah dinilai akan lebih kreatif. Paparan ini membantu mereka membangun kemampuan untuk mengasosiasikan warna dengan berbagai hal lain yang pernah mereka lihat atau alami, sebuah proses kognitif yang fundamental bagi kreativitas.

“Proses (kreativitas) ini tidak akan optimal jika anak tidak dipaparkan dengan warna yang beragam,” terang psikolog yang berpraktik di Klinik Sajiva di RSK Dharmawangsa tersebut. “Kalau (warna) terlalu netral, anak jadi kurang terstimulasi untuk berkreasi,” tambahnya, menekankan bahwa warna secara inheren memang berfungsi membangkitkan kreativitas.


Solusi Tiga Zona: Mengkompromikan Estetika dan Kebutuhan Anak

Meski demikian, Fabiola tidak serta-merta melarang penggunaan warna netral. Ia mengakui bahwa warna-warna lembut seperti beige memiliki manfaat psikologis, terutama dalam konteks kamar tidur. Warna netral dapat membantu menciptakan suasana tenang yang kondusif untuk waktu istirahat, membantu anak lebih cepat terlelap. Sebaliknya, warna-warna cerah cenderung memberikan stimulasi yang membuat anak tetap aktif dan waspada.

Kuncinya, menurut Fabiola, adalah keseimbangan. Ia menyarankan agar kamar tidur anak tidak didominasi oleh satu palet saja. Solusi idealnya adalah membagi kamar tidur anak menjadi tiga zona fungsional: zona tidur, zona bermain, dan zona belajar.

Warna netral seperti beige sangat cocok diterapkan di zona tidur untuk mendukung fungsinya sebagai area istirahat. Namun, orang tua sebaiknya menambahkan sentuhan warna-warna cerah di zona lain, khususnya di zona bermain. “Enggak apa-apa warna netral, tapi harus ada ruang eksplorasi yang mana anak bisa mengenal semua warna sama indahnya,” tegas Fabiola.

Implementasinya bisa beragam. Jika dinding sudah terlanjur berwarna beige, orang tua dapat memperbanyak ornamen yang menstimulasi visual anak. Sentuhan warna cerah dapat dihadirkan melalui mainan edukatif, buku-buku cerita dengan sampul berwarna-warni, atau bahkan melalui boks penyimpanan yang ditata rapi namun tetap atraktif secara visual. Dengan cara ini, kebutuhan anak akan stimulasi warna untuk mendukung kreativitasnya tetap terpenuhi, tanpa mengorbankan fungsi kamar sebagai tempat beristirahat yang tenang.

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Trending

Exit mobile version