Connect with us

Tech

Langkah Keras Rusia Memblokir Akses Snapchat dan FaceTime

Published

on

Jakarta (usmnews) dikutip dari cnnindonesia.com Pemerintah Rusia, melalui regulator internetnya, Roskomnadzor, kembali mengambil langkah drastis dalam upaya mengendalikan arus informasi dan komunikasi di negaranya. Dalam perkembangan terbaru yang diumumkan pada awal Desember 2025, akses terhadap platform media sosial populer Snapchat dan layanan panggilan video milik Apple, FaceTime, telah resmi diblokir. Kebijakan ini merupakan bagian dari strategi sensor internet yang semakin agresif di bawah pemerintahan Presiden Vladimir Putin, yang secara sistematis telah menargetkan berbagai platform teknologi asing sejak invasi ke Ukraina dimulai pada tahun 2022.

Alasan utama yang dikemukakan oleh Moskow untuk menjustifikasi pemblokiran ini adalah masalah keamanan nasional. Roskomnadzor menuduh bahwa kedua platform tersebut telah dimanfaatkan sebagai sarana untuk mengorganisir aksi terorisme di dalam wilayah Rusia, serta digunakan untuk merekrut individu guna melakukan tindakan kriminal. Meskipun pengumuman resmi kepada publik baru dilakukan baru-baru ini, regulator tersebut mengindikasikan bahwa tindakan pembatasan sebenarnya telah mulai diterapkan sejak 10 Oktober. Hingga saat berita ini diturunkan, baik pihak Apple maupun Snap Inc. (induk perusahaan Snapchat) belum memberikan tanggapan resmi terkait tuduhan maupun pemblokiran tersebut.

Langkah ini bukanlah insiden yang berdiri sendiri, melainkan kelanjutan dari pola pengekangan digital yang sistematis. Sebelumnya, raksasa media sosial lainnya seperti X (dahulu Twitter), Facebook, dan Instagram telah lebih dulu merasakan “tangan besi” sensor Kremlin. Bahkan akses terhadap YouTube sempat diganggu dengan pembatasan kecepatan yang disengaja. Tidak hanya media sosial, aplikasi pesan terenkripsi yang menjunjung tinggi privasi pengguna seperti Signal dan Viber juga telah diblokir pada tahun 2024. Lebih jauh lagi, fitur panggilan pada aplikasi pesan paling populer di Rusia, WhatsApp dan Telegram, juga sempat mengalami pemblokiran pada bulan Agustus tahun yang sama.

Di tengah pemberangusan aplikasi asing ini, pemerintah Rusia secara aktif mempromosikan alternatif lokal yang dikendalikan oleh negara. Kremlin mendorong penggunaan aplikasi pesan instan bernama “MAX,” yang dikembangkan oleh perusahaan teknologi negara, VK. Aplikasi ini diposisikan sebagai platform serba ada (all-in-one) yang mengintegrasikan layanan pesan, layanan pemerintah daring, dan sistem pembayaran. Sejak 1 September, pemerintah bahkan mewajibkan seluruh ponsel dan tablet baru yang dijual di Rusia untuk memiliki aplikasi MAX yang sudah terpasang secara default. Meskipun Moskow mengklaim bahwa aplikasi ini lebih aman dari penipuan, para kritikus dan pengembang aplikasi tersebut secara terbuka mengakui bahwa data pengguna di dalam platform MAX dapat diakses dan dibagikan kepada otoritas Rusia jika diminta, yang pada akhirnya semakin mengikis privasi warga negara di ruang digital.

Continue Reading
Click to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *