Entertainment
Motif dan Kronologi Pembunuhan Sandy Permana Terungkap

Jakarta (usmnews) – Nanang Gimbal, tersangka penusukan yang membunuh aktor Sandy Permana, mengaku didorong rasa sakit hati terhadap korban. Kombes Pol Wira Satya Triputra, Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya, menjelaskan bahwa konflik bermula pada 2019. Saat itu, Nanang dan Sandy masih bertetangga.
Pada 2019, korban mengadakan pesta perkawinan dan memasuki pekarangan rumah tersangka untuk mendirikan tenda serta menebang pohon tanpa izin. Meskipun tersangka tahu tindakan itu tanpa izin, dia memilih untuk tidak menegur karena menyadari bahwa korban sangat pemarah,” ungkap Wira Satya, Kamis (16/1/2025).
Tersangka merasa sakit hati dan menyimpan dendam akibat perbuatan korban, lalu menjalani kehidupan sehari-hari dengan korban secara tidak harmonis. Keduanya tidak pernah saling menyapa,” sambung Wira Satya.
Pada 2020, tersangka memutuskan menjual rumahnya dan pindah mengontrak di blok lain dalam perumahan tersebut. Pada Oktober 2024, warga menggelar forum untuk membahas dugaan perselingkuhan Ketua RT dengan salah satu warga.
Dalam acara itu, korban berteriak kepada istri ketua RT. Tersangka menegur dengan kalimat ‘nggak usah teriak, biasa aja’. Namun, saat itu korban marah dan menjawab, “Lo bukan warga sini, jangan ikut-ikutan,” jelas Wira.
Wira melanjutkan, saat itu tersangka memilih diam dan menyimpan dendam. Pada keesokan harinya, korban menyomasi istri tersangka dan menuduhnya berniat menyerang saat rapat
Mendengar kabar dari istrinya, tersangka tidak menanggapi, namun rasa bencinya terhadap korban semakin meningkat,” kata Wira.
Pada 12 Januari 2025 sekitar pukul 06.00 WIB, tersangka sedang memperbaiki kendaraannya di depan rumah ketika ia melihat korban mengendarai sepeda motor. Melihat hal itu, tersangka langsung tersulut emosi setelah korban meludah dan menatap sinis ke arahnya.
Tersangka melihat korban mengendarai dua atau tiga motor, lalu tiba-tiba korban meludah dan menatapnya dengan sinis. Merasa emosi, tersangka segera mengambil pisau dari kandang ayam di samping rumah. Ia kemudian mengejar korban dan melukainya, seolah-olah melupakan kekesalan yang sudah tertahan. “