International
Kolombia usir seluruh diplomat israel karena zionis cegat armada bantuan gaza

BOGOTA (usmnews) di kutip dari sindonews untuk Kolombia Usir Seluruh Diplomat Israel karena Zionis Cegat Armada Bantuan Gaza**Presiden Kolombia, Gustavo Petro**, untuk **mengusir seluruh delegasi diplomatik Israel** dari negaranya. Tindakan drastis ini merupakan bentuk **protes keras** terhadap tindakan militer Israel yang mencegat dan menyita **armada bantuan kemanusiaan menuju Gaza, yang dikenal sebagai Global Sumud Flotilla**, serta menahan para aktivis internasional yang terlibat dalam misi tersebut.
—## Latar Belakang Keputusan KolombiaKeputusan Presiden Petro, yang diambil pada hari Kamis (2/10/2025) menurut laporan tersebut, menandai eskalasi serius dalam ketegangan diplomatik antara Kolombia dan Israel. Inti dari perselisihan ini adalah **perang brutal Israel di Jalur Gaza**, yang secara konsisten ditentang keras oleh Presiden Kolombia.
Petro telah menggunakan panggung internasional untuk menyuarakan kritiknya terhadap operasi militer Israel di wilayah Palestina.Insiden spesifik yang memicu pengusiran diplomatik ini adalah **penyergapan Global Sumud Flotilla** oleh kapal perang Israel. Flotilla tersebut membawa bantuan penting yang sangat dibutuhkan oleh penduduk Gaza.

Selain mencegat kapal dan menyita muatan kemanusiaan, pasukan Israel juga **menangkap para aktivis** yang berpartisipasi dalam misi tersebut.—## Implikasi dan Tindak LanjutDalam pernyataannya, Presiden Petro secara khusus menyebutkan bahwa **dua warga negara Kolombia** termasuk di antara mereka yang ditahan oleh pasukan Israel.
Menanggapi penahanan warganya dan secara umum terhadap insiden tersebut, Petro menginstruksikan **Kementerian Luar Negeri Kolombia** untuk mengajukan **semua tuntutan terkait**. Tuntutan ini diharapkan diajukan, termasuk dalam **sistem peradilan Israel** sendiri.
Lebih lanjut, Presiden Kolombia tidak hanya membatasi tindakannya pada jalur diplomatik dan hukum domestik. Ia juga **mengundang pengacara internasional** untuk memberikan dukungan dan berkolaborasi dengan pengacara Kolombia dalam menangani kasus ini. Langkah ini menunjukkan niat Kolombia untuk memposisikan masalah ini dalam kerangka hukum dan keadilan global, memperkuat protesnya melalui jalur litigasi internasional.Puncak dari sikap tegasnya adalah konfirmasi langsung dari Petro: “**Seluruh delegasi diplomatik dari Israel akan meninggalkan Kolombia**.”

Keputusan ini secara efektif **memutuskan hubungan diplomatik** pada tingkat kedutaan dan konsulat, atau setidaknya menangguhkan fungsi diplomatik penuh antara kedua negara, menegaskan pemutusan hubungan yang telah ia ancamkan sebelumnya.—## Sikap Konsisten Kolombia Terhadap Perang GazaKeputusan pengusiran diplomatik ini bukanlah langkah yang terisolasi, melainkan konsistensi dari sikap **anti-perang** yang dipegang teguh oleh Gustavo Petro.
Laporan tersebut mencatat bahwa Petro **telah menjadi suara yang konsisten** di kancah global yang menentang kebijakan dan operasi militer Israel di Gaza.Sebagai bukti dari sikap proaktifnya, pada **Mei lalu**, Petro telah mengancam dan menyatakan bahwa Kolombia akan **memutuskan hubungan diplomatik dengan Israel**. Keputusan yang baru diambil ini tampaknya merupakan realisasi dari ancaman sebelumnya, dipicu oleh insiden Global Sumud Flotilla.
Selain itu, Kolombia juga mengambil peran kepemimpinan dalam upaya diplomatik yang lebih luas. Negara Amerika Latin ini adalah **salah satu negara terkemuka yang mengorganisir Grup Den Haag**.
Kelompok ini didefinisikan sebagai **konsorsium internasional negara-negara** yang memiliki tujuan bersama untuk **menyerukan diakhirinya perang Israel** di wilayah tersebut. Keterlibatan dalam Grup Den Haag menunjukkan komitmen Kolombia untuk mencari solusi damai melalui kolaborasi internasional dan tekanan diplomatik.
Secara keseluruhan, keputusan Presiden Petro untuk mengusir diplomat Israel, yang dikonfirmasi dalam laporan ini, adalah tindakan diplomatik yang sangat signifikan, mencerminkan protes mendalam dan ketidaksetujuan Kolombia terhadap operasi militer Israel di Gaza dan perlakuan terhadap misi bantuan kemanusiaan internasional. Ini menegaskan posisi Kolombia sebagai salah satu negara yang paling vokal di Amerika Latin dalam menentang konflik tersebut.