International
WNI Klaim Ditembak oleh Pasukan Malaysia Bohong

Kuala Lumpur (usmnews) – MMEA mengklaim pasukannya menembak lima pekerja migran asal Indonesia (WNI) setelah mereka menyerang dengan parang. Namun, para korban membantah klaim tersebut. Insiden terjadi pada Jumat lalu di perairan lepas pantai Tanjung Rhu, Selangor, yang menyebabkan satu korban meninggal dunia dan empat lainnya terluka. KBRI Kuala Lumpur mengunjungi korban yang sedang mendapatkan perawatan di rumah sakit Serdang dan Klang.
Kementerian Luar Negeri Indonesia mengonfirmasi dua korban, “HA” dan “MZ” dari Riau, dalam kondisi stabil. Mereka menjelaskan bahwa mereka tidak melawan dengan senjata tajam. KBRI juga memantau pemulangan jenazah korban “B” yang meninggal akibat luka tembak. Keluarga korban membawa jenazahnya ke Pekanbaru dan mengantarkannya ke kampung halamannya di Pulau Rupat.
Kemlu mengonfirmasi bahwa dua korban lainnya masih dalam kondisi kritis setelah menjalani operasi. Kemlu juga mendesak pihak berwenang Malaysia untuk segera menyelidiki insiden ini secara menyeluruh dan transparan. Pihak Kepolisian Kerajaan Malaysia (PDRM) meluncurkan penyelidikan bersama MMEA untuk mengungkap fakta yang sebenarnya. Personel yang terlibat dalam penembakan tersebut dibebastugaskan sementara sambil menunggu hasil investigasi yang akan dilakukan dengan cermat dan objektif.
Sebelumnya, MMEA mengklaim bahwa pasukannya menembak untuk membela diri dan mengikuti prosedur operasi standar (SOP). Laksamana Datuk Mohd Rosli Abdullah, Direktur Jenderal MMEA, menjelaskan bahwa kapal WNI yang mencurigakan berusaha melarikan diri dan menyerang dengan parang. MMEA mengklaim mereka mengikuti SOP dan melepaskan tembakan peringatan setelah kapal WNI menabrak kapal patroli.
Partai Buruh dan Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia merencanakan untuk menggelar protes di depan Kedutaan Besar Malaysia di Jakarta. Mereka berencana untuk menyuarakan ketidakpuasan dan menuntut penjelasan lebih lanjut mengenai insiden tersebut. Demonstran akan menyampaikan tuntutan mereka kepada pihak berwenang agar segera memberikan klarifikasi dan melakukan penyelidikan yang adil. Aksi ini bertujuan untuk mendesak pemerintah Malaysia bertanggung jawab atas kejadian yang menimpa WNI tersebut.