Connect with us

Sports

Ketegangan di Carrington, Christian Eriksen Buka Suara Terkait Gaya Komunikasi Ruben Amorim

Published

on

Semarang (usmnews) – Dikutip dari detiksport, Era baru di bawah kepemimpinan pelatih asal Portugal, Ruben Amorim, di Manchester United tampaknya tidak berjalan semulus yang dibayangkan semua pihak. Gelandang senior berpengalaman, Christian Eriksen, baru-baru ini melontarkan pernyataan yang cukup menyita perhatian publik terkait metode komunikasi yang diterapkan oleh sang manajer baru tersebut. Kritik ini muncul di tengah upaya keras The Red Devils untuk beradaptasi dengan filosofi taktis Amorim yang sangat berbeda dari pendahulunya.

​Inti Kritik: Kejelasan vs. Kompleksitas

​Eriksen, yang dikenal sebagai pemain dengan intelegensi tinggi di lapangan, mengungkapkan bahwa ada kendala dalam cara Amorim menyampaikan instruksi kepada para pemain. Beberapa poin utama yang disoroti oleh Eriksen meliputi:

  • Penyampaian Taktis yang Rumit: Eriksen merasa bahwa beberapa perubahan skema, terutama transisi ke formasi tiga bek, sering kali disampaikan dengan cara yang membingungkan bagi sebagian pemain.
  • Kurangnya Dialog Personal: Pemain asal Denmark tersebut mengisyaratkan bahwa komunikasi searah yang terlalu dominan membuat pemain sulit untuk memberikan umpan balik instan mengenai kondisi di lapangan.
  • Adaptasi Budaya Komunikasi: Gaya bicara Amorim yang lugas namun terkadang “dingin” dianggap memerlukan waktu adaptasi yang tidak sebentar bagi skuad yang sudah terbiasa dengan pendekatan manajer sebelumnya.

​Perubahan Taktis dan Tekanan di Ruang Ganti

​Sejak kedatangannya, Ruben Amorim memang membawa perubahan radikal dengan pakem 3-4-2-1 andalannya. Bagi pemain veteran seperti Eriksen, perubahan ini menuntut peran yang sangat spesifik. Namun, ketidakjelasan komunikasi mengenai peran individu di lapangan disinyalir menjadi pemicu keresahan.

​Eriksen menekankan bahwa dalam sepak bola tingkat tinggi, detail kecil dalam instruksi bisa menjadi penentu kemenangan atau kekalahan. Jika pemain tidak sepenuhnya memahami apa yang diinginkan pelatih karena hambatan bahasa atau gaya komunikasi, maka performa tim secara kolektif akan terganggu.

​”Kami semua ingin sukses, tetapi kesuksesan tersebut hanya bisa diraih jika setiap pemain memahami perannya tanpa keraguan sedikit pun,” ungkap Eriksen dalam kutipan yang beredar.

​Dampak bagi Masa Depan Manchester United

​Pernyataan Eriksen ini menjadi peringatan bagi manajemen Manchester United. Sebagai salah satu pemain paling senior, pandangan Eriksen biasanya mencerminkan suara di dalam ruang ganti. Amorim kini dihadapkan pada tantangan besar: tidak hanya membenahi teknis permainan di lapangan, tetapi juga merangkul para pemainnya secara emosional dan komunikatif.

Continue Reading
Click to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *