Nasional
Kesiapsiagaan Jawa Tengah dan Bali Menghadapi Ancaman Siklon Tropis 93S

Semarang (usmnews) – Dikutip dari detik.com Dua provinsi besar di Indonesia, yakni Jawa Tengah (Jateng) dan Bali, kini berada dalam status waspada tinggi. Hal ini menyusul peringatan dini mengenai kemunculan bibit siklon tropis 93S yang berpotensi memicu cuaca ekstrem, khususnya hujan dengan intensitas lebat. Berdasarkan pantauan meteorologi, fenomena alam ini menuntut respons cepat dari pemerintah daerah setempat untuk meminimalisir risiko bencana hidrometeorologi.
1. Respons Proaktif BPBD Jawa Tengah. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Jawa Tengah telah mengambil langkah-langkah strategis untuk menghadapi dampak siklon ini. Kepala BPBD Jateng, Bergas Catursasi Penangguhan, menegaskan bahwa pihaknya tidak hanya bersikap pasif, melainkan aktif memantau pergerakan data dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG). Langkah-langkah konkret yang dilakukan BPBD Jateng meliputi: Diseminasi Informasi: Informasi terkini dari BMKG langsung diteruskan secara berjenjang hingga ke wilayah-wilayah yang dipetakan sebagai daerah rawan bencana. Edukasi dan Komunikasi: Melakukan komunikasi intensif kepada masyarakat untuk memberikan edukasi terkait potensi bencana yang mungkin timbul. Pelatihan dan Simulasi: Menggelar gladi serta simulasi kebencanaan yang melibatkan berbagai elemen, mulai dari stakeholder terkait, relawan, hingga masyarakat umum agar lebih tanggap darurat. Koordinasi Lintas Sektoral: BPBD Jateng bekerja sama erat dengan Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS), Dinas Pusdataru, Dinas Pekerjaan Umum (BMCK), Dinas Sosial, Dinas Kesehatan, serta aparat TNI-Polri.Sebagai upaya mitigasi fisik untuk mengantisipasi banjir, Bergas menekankan pentingnya kegiatan “resik-resik” atau pembersihan sungai. Persiapan ini juga mencakup pengecekan personel, sarana dan prasarana (sarpras), serta penyiapan material logistik untuk penanganan banjir.

2. Siaga 24 Jam di Provinsi Bali. Senada dengan Jawa Tengah, Provinsi Bali juga telah menyadari potensi ancaman dari bibit siklon 93S yang berpeluang berkembang menjadi siklon tropis. Kepala Pelaksana BPBD Provinsi Bali, I Gede Agung Teja Bhusana Yadnya, menyatakan bahwa pihaknya telah melakukan konsolidasi menyeluruh dengan instansi terkait untuk memastikan kesiapsiagaan di semua sektor. Upaya mitigasi di Bali difokuskan pada: Pemantauan Intensif: Melakukan monitoring selama 24 jam penuh, khususnya di wilayah-wilayah yang diprediksi akan diguyur hujan lebat.Kesiapan Logistik: Memastikan seluruh alat berat dan logistik bantuan dalam kondisi siap pakai untuk mendampingi pemerintah kabupaten/kota jika bencana terjadi. Infrastruktur Pengendali Air: Fokus utama antisipasi banjir dilakukan dengan memastikan drainase berfungsi optimal. Pihak Balai Wilayah Sungai (BWS) melakukan normalisasi sungai, sementara dinas PUPR memantau proyek-proyek infrastruktur untuk mencegah penyumbatan aliran air.
3. Analisis BMKG Terkait Siklon 93S. Sebelumnya, BMKG merilis data bahwa bibit siklon tropis 93S mulai terbentuk pada tanggal 11 Desember 2025, sekitar pukul 07.00 WIB. Posisi bibit siklon ini terpantau berada di Samudera Hindia, tepatnya di sebelah selatan Jawa Timur. Keberadaan siklon ini membawa dampak signifikan berupa cuaca buruk di sejumlah wilayah Indonesia.
Berikut adalah rincian dampak yang perlu diwaspadai: Hujan Sedang hingga Lebat: Berpotensi melanda Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Jawa Timur, Bali, Nusa Tenggara Barat (NTB), dan Nusa Tenggara Timur (NTT) bagian barat.Angin Kencang: Diprediksi terjadi di sepanjang pesisir selatan Jawa Barat hingga ke Bali. Gelombang Tinggi: Gelombang laut dengan ketinggian 1,25 hingga 2,5 meter (Moderate Seas) berpotensi terjadi di perairan Samudra Hindia selatan Banten hingga Pulau Sumba.Kesiapsiagaan dari kedua provinsi ini diharapkan mampu menekan risiko kerugian materi maupun korban jiwa akibat cuaca ekstrem yang ditimbulkan oleh siklon 93S.







