Tech
Keberuntungan Tak Terduga: Kisah Pengguna yang Menemukan RTX 3080 Ti Versi Prototipe 20 GB

Semarang (usmnews) – Dikutip dari tekno.kompas.com Dunia komponen komputer bekas sering kali dianggap sebagai ladang ranjau bagi para perakit PC, di mana risiko mendapatkan barang rusak atau palsu selalu mengintai. Namun, bagi seorang pengguna yang beruntung, transaksi di pasar barang bekas justru mendatangkan “jackpot” yang tidak terduga. Sebuah laporan terbaru dari Kompas Tekno menceritakan pengalaman unik seorang pembeli yang berniat memboyong unit kartu grafis GeForce RTX 3080 Ti bekas, namun justru mendapatkan varian langka yang secara resmi tidak pernah dirilis ke pasar publik oleh Nvidia.
Pada awalnya, transaksi berjalan seperti biasa. Pengguna tersebut membeli kartu grafis seri kelas atas dari arsitektur Ampere tersebut dengan ekspektasi spesifikasi standar. Sebagai informasi, GeForce RTX 3080 Ti yang beredar secara resmi di seluruh dunia hanya memiliki kapasitas memori video (VRAM) sebesar 12 GB GDDR6X. Kapasitas ini sebenarnya sudah sangat mumpuni untuk menjalankan berbagai judul game AAA pada resolusi 4K. Namun, kejutan besar muncul saat kartu tersebut dipasang ke dalam sistem dan diperiksa menggunakan aplikasi deteksi perangkat keras, GPU-Z.

Bukannya mendeteksi angka 12 GB, aplikasi tersebut justru menunjukkan bahwa kartu grafis tersebut memiliki VRAM sebesar 20 GB. Temuan ini langsung memicu kehebohan di komunitas perangkat keras, karena varian RTX 3080 Ti dengan memori 20 GB adalah “legenda” dalam sejarah produksi Nvidia. Varian ini sejatinya merupakan produk yang sempat direncanakan oleh Nvidia untuk menandingi jajaran kartu grafis Radeon RX 6000 milik AMD yang memiliki VRAM besar, namun proyek tersebut dibatalkan di menit-menit terakhir sebelum peluncuran resmi.
Munculnya unit 20 GB ini ke tangan konsumen sipil kemungkinan besar disebabkan oleh kebocoran stok prototipe atau unit sampel produksi yang seharusnya dihancurkan atau dikembalikan ke pabrik. Di pasar barang bekas tertentu, terutama di wilayah Asia Timur, unit-unit “barang sisa” atau engineering sample seperti ini kadang-kadang masuk ke jalur distribusi informal. Kartu grafis langka ini biasanya menggunakan papan sirkuit (PCB) yang serupa dengan RTX 3090, namun dengan konfigurasi inti yang sedikit berbeda.
Meskipun secara teknis memiliki kapasitas memori yang jauh lebih besar, menggunakan kartu grafis langka seperti ini bukan tanpa tantangan. Karena produk ini tidak pernah dirilis secara resmi, dukungan driver dari Nvidia tidak tersedia secara langsung di situs web mereka. Pengguna tersebut harus mencari driver khusus atau melakukan modifikasi tertentu agar sistem operasi dapat mengenali dan mengoptimalkan performa kartu grafis tersebut. Namun, jika berhasil dijalankan, kartu ini menawarkan keunggulan signifikan dibandingkan versi standar, terutama untuk kebutuhan produktivitas seperti rendering 3D, pengeditan video resolusi tinggi, atau penggunaan AI generatif yang sangat haus akan memori video.

Fenomena ini mengingatkan para penghobi PC bahwa di balik ketatnya kontrol kualitas perusahaan besar seperti Nvidia, masih ada celah di mana produk-produk prototipe bisa “lepas” ke pasar. Bagi kolektor, barang seperti ini memiliki nilai sejarah dan harga jual yang sangat tinggi melampaui harga pasarannya. Sementara bagi pengguna biasa, ini adalah bentuk keberuntungan luar biasa—mendapatkan performa yang mendekati RTX 3090 dengan harga RTX 3080 Ti bekas. Kisah ini pun menjadi pengingat bahwa terkadang, berburu komponen di pasar barang bekas bisa membuahkan hasil yang jauh melampaui apa yang dibayarkan.







