Connect with us

Nasional

Kebakaran Gudang di Cakung: Rp500 Juta Hangus, 14 Unit Damkar Dikerahkan

Published

on

Kepala Seksi Operasi Suku Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan (Gulkarmat) Jakarta Timur, Abdul Wahid, menyampaikan bahwa peristiwa kebakaran hebat yang melanda sebuah gudang ekspedisi (penyimpanan) milik PT Cuculemon di kawasan Cakung, Jakarta Timur, pada hari Rabu, 15 Oktober, telah menimbulkan kerugian material yang signifikan. Berdasarkan perhitungan dan penilaian awal, total kerugian yang ditaksir akibat insiden ini mencapai angka sekitar Rp500 juta.

Abdul Wahid, saat dihubungi oleh ANTARA di Jakarta pada hari Kamis, menjelaskan bahwa objek yang terbakar adalah sebuah gudang penyimpanan dengan luas area yang hangus terbakar diperkirakan mencapai sekitar 200 meter persegi. Kerugian setengah miliar Rupiah tersebut diakibatkan oleh kerusakan parah pada berbagai stok barang dan paket yang disimpan, perlengkapan operasional gudang, serta kerusakan struktural pada sebagian bangunan. “Melihat dari kondisi gudang dan isi di dalamnya yang sebagian hangus terbakar, total kerugian mencapai sekitar Rp500 juta,” ujar Abdul. Kerugian ini sepenuhnya diderita oleh pihak perusahaan, PT Cuculemon.

Mengenai penyebab kebakaran, pihak Sudin Gulkarmat Jakarta Timur memastikan bahwa api berasal dari arus pendek listrik atau korsleting. Kebakaran berlokasi di Jalan Cakung Cilincing Timur, Gang Damai RT 1 RW 6, Kelurahan Pulogebang, Kecamatan Cakung.

Kronologi kejadian bermula ketika informasi mengenai kebakaran diterima oleh Sudin Gulkarmat sekitar pukul 18.46 WIB. Pelapor adalah seorang warga bernama Aden. Setelah menerima laporan, petugas Gulkarmat Jakarta Timur segera merespons dan menuju ke Tempat Kejadian Perkara (TKP). Pada pengerahan awal, satu unit mobil pemadam kebakaran langsung diterjunkan untuk menilai situasi.

Abdul Wahid memaparkan lebih lanjut bahwa sumber awal arus pendek listrik pertama kali teridentifikasi saat munculnya percikan api di area lorong gudang. Beberapa karyawan yang berada di lokasi pada saat itu sempat berupaya melakukan upaya pemadaman mandiri. Mereka mencoba menguasai api yang baru muncul dengan menggunakan alat pemadam api ringan (APAR). Namun, upaya tersebut gagal total karena intensitas api yang sudah membesar dan menyebar dengan sangat cepat dalam waktu singkat. “Api dimulai dari lorong gudang, lalu dicoba padamkan dengan alat pemadam api ringan (APAR) oleh karyawan, namun tidak dapat dikuasai dan membesar,” jelas Abdul.

Tim pemadam kebakaran tiba di lokasi kejadian pada pukul 18.54 WIB. Proses pemadaman secara intensif segera dimulai satu menit kemudian, yakni tepat pada pukul 18.55 WIB. Untuk menangani kebakaran yang cukup besar ini, Sudin Gulkarmat Jakarta Timur mengerahkan kekuatan penuh, melibatkan 14 unit mobil pemadam kebakaran dan total 70 personel yang bekerja keras memadamkan si jago merah. Berkat upaya intensif ini, api berhasil dilokalisir atau dibatasi penyebarannya pada pukul 19.37 WIB. Tahap pendinginan kemudian dilanjutkan pada pukul 19.44 WIB, dan seluruh operasi pemadaman secara resmi dinyatakan selesai pada sekitar pukul 21.15 WIB.

Dalam insiden tersebut, hal yang paling patut disyukuri adalah tidak adanya korban jiwa. Abdul Wahid mengonfirmasi bahwa seluruh karyawan yang berjumlah sekitar 20 orang berhasil menyelamatkan diri sebelum api meluas dan mengancam keselamatan mereka. “Alhamdulillah, tidak ada korban. Semua karyawan berhasil keluar dengan selamat,” tuturnya.

Menyikapi peristiwa ini, Abdul Wahid mengimbau kepada seluruh lapisan masyarakat dan khususnya para pelaku usaha yang memiliki gudang penyimpanan untuk meningkatkan kewaspadaan dan secara rutin memperhatikan kondisi instalasi listrik di tempat kerja maupun rumah tinggal. Pengecekan dan perawatan berkala pada instalasi listrik dianggap krusial untuk mencegah terulangnya insiden yang disebabkan oleh korsleting, sehingga kerugian material dan risiko bahaya dapat diminimalisasi.

Continue Reading
Click to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *