Kanada Ikuti AS, Peringatkan Warganya di Indonesia soal Demo DPR

Jakarta (usmnews) – Pemerintah Kanada mengeluarkan peringatan perjalanan kepada warganya yang berada di Indonesia menyusul gelombang demonstrasi yang meluas memprotes kebijakan DPR RI. Peringatan ini menyusul langkah serupa yang lebih dulu dilakukan oleh Amerika Serikat.

Lewat situs resminya, Jumat (29/8), Kanada memperbarui panduan perjalanan dengan menekankan risiko keselamatan dan keamanan yang meningkat, terutama di Jakarta.

“Demonstrasi besar terjadi di Jakarta sejak 25 Agustus 2025. Insiden kekerasan sudah terjadi. Polisi telah merespons dengan gas air mata dan meriam air untuk membubarkan massa,” tulis imbauan resmi tersebut.

Pemerintah Kanada meminta warganya untuk menghindari lokasi demonstrasi, bersiap menghadapi penutupan jalan, mematuhi instruksi otoritas setempat, dan terus memantau media lokal guna memperoleh informasi terbaru.

Sementara itu, Kedutaan Besar Amerika Serikat di Jakarta juga telah menyampaikan imbauan serupa. Mereka memperingatkan warga AS agar menjauhi kerumunan, tetap waspada terhadap lingkungan sekitar, serta menginformasikan keberadaan mereka kepada kerabat dekat.

Gelombang unjuk rasa yang berlangsung sejak awal pekan ini menyoroti sejumlah kebijakan DPR RI yang dinilai tidak pro-rakyat, termasuk isu tunjangan rumah bagi anggota parlemen. Ribuan massa dari berbagai elemen, termasuk pengemudi ojek online dan mahasiswa, terlibat dalam aksi protes.

Demonstrasi di sekitar Gedung DPR/MPR berlangsung ricuh. Bentrokan antara massa aksi dan aparat tidak terhindarkan. Seorang pengemudi ojek online, Affan Kurniawan, tewas setelah terlindas kendaraan taktis. Sementara itu, sebanyak 38 orang lainnya mengalami luka-luka.

Kericuhan juga meluas ke berbagai wilayah lain. Di Jakarta, ribuan pengemudi ojol mengepung Mako Brimob Kwitang. Di lokasi tersebut, polisi berulang kali menembakkan meriam air dan terdengar ledakan dari arah massa. Unjuk rasa serupa juga terjadi di Solo dan Surabaya dengan bentrokan yang tak kalah panas.

Situasi yang terus memanas mendorong negara-negara lain untuk mencermati perkembangan keamanan di Indonesia, terutama bagi warga negaranya yang tengah berada di wilayah terdampak aksi.