Blog
Jatuh Bangun Carl Rinsch: Dari Kegagalan ’47 Ronin’ hingga Skandal Pencucian Uang di Hollywood

Semarang (usmnews) – Dikutip dari CNN Indonesia, Dunia hiburan internasional, khususnya Hollywood, kembali diguncang oleh skandal hukum yang melibatkan salah satu sineasnya.
Carl Rinsch, seorang sutradara yang namanya sempat mencuat meski dengan konotasi negatif lewat kegagalan film blockbuster 47 Ronin (2013) yang dibintangi oleh aktor papan atas Keanu Reeves, kini harus menghadapi kenyataan pahit di meja hijau.
Berdasarkan putusan terbaru dari Kantor Kejaksaan Distrik Selatan New York yang dibacakan pada Kamis (11/12), Rinsch secara resmi dinyatakan bersalah atas serangkaian tuduhan berat, yang meliputi penipuan, pencucian uang, serta lima dakwaan terkait transaksi moneter yang bersumber dari aktivitas ilegal.
Kasus yang menyeret Rinsch ini berakar dari sebuah proyek ambisius bergenre fiksi ilmiah dengan judul kerja White Horse. Proyek ini awalnya didukung oleh salah satu raksasa layanan streaming terbesar di dunia yang meski tidak disebutkan secara eksplisit oleh kejaksaan, diidentifikasi oleh New York Times sebagai Netflix.

Layanan streaming tersebut dilaporkan telah menggelontorkan dana awal yang fantastis sebesar
US44juta antara tahun 2018 hingga 2019 untuk merealisasikan visi Rinsch. Namun, masalah mulai muncul ketika Rinsch menuntut tambahan dana sebesar US11 juta dengan dalih untuk merampungkan konten serial tersebut, yang kemudian disetujui dan dicairkan pada Maret 2020.
Alih-alih digunakan untuk kebutuhan produksi syuting atau efek visual, jaksa mengungkapkan fakta mengejutkan bahwa dana tambahan US$11 juta tersebut justru disalahgunakan oleh Rinsch untuk kepentingan pribadi yang sangat spekulatif dan hedonis.
Hanya dalam hitungan hari setelah dana cair, Rinsch mentransfer uang tersebut ke rekening pialang pribadinya. Ia dilaporkan menggunakan dana itu untuk bermain saham secara agresif, di mana ia kehilangan lebih dari separuh nilai uang tersebut dalam waktu kurang dari dua bulan akibat investasi yang buruk.
Tidak berhenti di situ, sisa uang yang ada kemudian digunakan untuk membeli mata uang kripto serta membiayai gaya hidup super mewah. Rinci pembelian Rinsch mencakup lima unit mobil Rolls-Royce dan sebuah Ferrari merah dengan nilai total setidaknya US2,4 juta, sebuah jam tangan mewah Swiss seharga hampir US400 ribu, serta berbagai furnitur dan barang antik bernilai jutaan dolar.

Benjamin Zeman, pengacara Rinsch, mengkritik keras putusan ini dan menyebutnya sebagai preseden berbahaya bagi seniman yang terlibat sengketa kontrak dengan pemodal.
Namun, nasi sudah menjadi bubur. Akibat tindakannya ini, Rinsch kini terancam hukuman maksimal yang sangat berat, yakni hingga 90 tahun penjara jika diakumulasikan dari seluruh dakwaan.
Pembacaan vonis hukuman dijadwalkan akan dilakukan pada 17 April 2026 mendatang. Kasus ini menjadi babak tragis dalam karier Rinsch, yang sebelumnya dikenal sebagai sutradara iklan berbakat sebelum gagal total dalam debut film layarnya, 47 Ronin, yang merugi besar di box office.







