Entertainment
Alien: Romulus Dinilai Berhasil Bangkitkan Waralaba Usai Puluhan Tahun

Jakarta, (usmnews) – Alien: Romulus telah berhasil menghidupkan kembali waralaba Alien yang sempat tenggelam, meraih sambutan positif dari para kritikus sejak dirilis pekan lalu. Film ini dianggap sebagai kebangkitan yang dinantikan setelah bertahun-tahun absen dari layar lebar.
Rotten Tomatoes, situs agregator ulasan film, mencatat pencapaian signifikan bagi Alien: Romulus. Hingga Senin (18/8), film ini memperoleh skor 82 persen dari 265 ulasan kritikus internasional, yang memberinya status “tomato segar”. Tak hanya itu, penonton juga memberikan nilai tinggi dengan skor audiens mencapai 86 persen dari lebih dari 2.500 rating yang diberikan.
Skor kritikus sebesar 82 persen ini menempatkan Alien: Romulus di posisi ketiga dalam seluruh rilisan waralaba Alien, hanya di bawah Aliens (1986) dengan skor 94 persen dan Alien (1979) dengan 93 persen. Peringkat ini sejalan dengan pujian dari para kritikus, yang menilai Alien: Romulus sebagai film Alien terbaik ketiga yang pernah dibuat.
John Nugent dari Empire Magazine menyebut Alien: Romulus berada di bawah Alien dan Aliens, yang selama ini dianggap sebagai dua film terbaik dalam waralaba tersebut. Sementara itu, Richard Roeper dari Chicago Sun-Times menilai kesuksesan film ini berkat kemampuannya menciptakan nuansa retro khas tahun 1980-an yang kuat.
“Alien: Romulus secara krusial mengingat bahan-bahan untuk membuat film Alien yang bagus, kemudian mengeksekusinya dengan menakjubkan. Ini adalah film terbaik ketiga dalam saga ini,” ujar Nugent pada Rabu (14/8).
“Sebuah film dengan nuansa 1980-an dan retro yang keren sehingga terasa autentik dengan lini masanya,” tulis Roeper dalam ulasannya.
Eksekusi keseluruhan dari Alien: Romulus juga mendapat pujian, dengan banyak yang menyebutnya sebagai film paling apik dalam waralaba ini setelah tiga dekade. Rafer Guzman dari Newsday menyoroti keberhasilan film ini kembali ke akar horor luar angkasa yang menjadi ciri khas waralaba Alien.
“Alien: Romulus menjadi rilisan waralaba yang paling kuat dalam tiga dekade terakhir,” ujar Jake Cole, kritikus lainnya.
“Waralaba yang telah berusia puluhan tahun ini akhirnya kembali ke akar horor luar angkasa,” kata Guzman dalam ulasannya di Newsday.
Namun, tidak semua ulasan memberikan pujian tanpa cela. Bilge Ebiri dari Vulture mengungkapkan bahwa meskipun Romulus menyita perhatian, film ini mudah dilupakan. Peter Bradshaw dari The Guardian juga menganggap bahwa film ini apik secara teknis, tetapi kurang menawarkan hal-hal baru.
“Alien: Romulus cukup menyita perhatian, tapi juga langsung terlupakan—sesuatu yang menurut saya belum pernah muncul dalam film lainnya, entah itu yang bagus atau jelek,” tulis Ebiri.
“Suatu karya yang apik secara teknis, tetapi meski cerdik menampilkan referensi terhadap film pertama, harus dikatakan bahwa terdapat kekurangan mendasar dalam keaslian di sini,” ungkap Bradshaw.
Disutradarai oleh Fede Alvarez dengan naskah yang ditulis bersama Rodo Sayagues, Alien: Romulus mengikuti jejak para sutradara terkenal seperti Ridley Scott, James Cameron, dan David Fincher yang pernah menggarap waralaba Alien sebelumnya. Nama Alvarez sendiri sudah tidak asing dalam genre horor, berkat karyanya seperti Evil Dead (2013) dan Don’t Breathe (2016).
Alien: Romulus dibintangi oleh sejumlah aktor muda, termasuk Cailee Spaeny, yang dikenal lewat film Priscilla (2023) dan Civil War (2024). Selain itu, film ini juga menghadirkan David Jonsson, Archie Renaux, Isabela Merced, Spike Fearn, dan Aileen Wu. Seperti film-film Alien sebelumnya, Romulus juga menampilkan Xenomorph dan Facehugger sebagai ancaman utama bagi para karakter manusia.
Sumber : CNN Indonesia